New York, MINA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), melaporkan, lebih dari 625.000 anak usia sekolah yang mengalami trauma berat tinggal di reruntuhan di Gaza, Wafa melaporkannya, Sabtu (28/9).
UNRWA menyatakan dalam sebuah pernyataan di platform X resminya, sementara itu, banyak anak di Tepi Barat mengalami peningkatan kekerasan yang berdampak negatif pada kehidupan dan pendidikan mereka.
UNRWA mengonfirmasi, anak-anak Palestina di Gaza dan Tepi Barat telah menderita kerugian besar sejak dimulainya agresi Israel di Gaza hampir setahun yang lalu.
Badan PBB tersebut mencatat, bahkan sebelum perang dimulai, sebagian besar keluarga di Gaza menghadapi kesulitan besar dalam menyediakan makanan bagi anak-anak mereka.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dikatakan bahwa 12 bulan setelah perang dimulai, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam kasus kekurangan gizi, penyakit, dan kematian terkait.
Sementara itu, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan pendudukan Israel melakukan empat pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan tewasnya sedikitnya 52 warga Palestina dan 118 lainnya luka-luka, menurut laporan medis.
Kementerian melaporkan, jumlah korban tewas dari pihak Palestina akibat agresi Israel yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023 telah melonjak menjadi 41.586 korban jiwa yang dilaporkan, dengan tambahan 96.210 orang mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal