Washington, MINA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa lebih dari dua juta warga di Jalur Gaza menghadapi risiko kehabisan air, yang dapat mengancam kematian.
“Air telah menjadi masalah hidup dan mati. Bahan bakar harus dikirim ke Gaza untuk menyediakan air bagi dua juta orang,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam pernyataannya pada Ahad (15/10), Ma’an melaporkan.
Badan PBB tersebut mengindikasikan bahwa bantuan kemanusiaan belum diizinkan masuk ke Gaza selama seminggu akibat ancaman pendudukan Israel yang akan melakukan serangan bom, jika memaksa masuk.
Dia mengatakan bahwa Jalur Gaza kehabisan air bersih setelah pusat air dan jaringan air umum berhenti berfungsi karena diputus oleh pasukan pendudukan Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Menurut UNRWA, hanya dalam 12 jam terakhir, ratusan ribu orang telah mengungsi. Gelombang pengungsian terus berlanjut seiring dengan perpindahan orang ke bagian selatan Jalur Gaza. Jumlah pengungsi mencapai hampir satu juta orang dalam waktu sepakan.
UNRWA mendesak otoritas pendudukan Israel untuk melindungi semua warga sipil yang berlindung di fasilitasnya di seluruh Jalur Gaza, termasuk mereka yang berada di Jalur utara dan Kota Gaza. Namun, Pendudukan masih terus melakukan serangan bom sebagai operasi Pedang Besi di wilayah tersebut.
Badan tersebut menjelaskan bahwa meskipun ada perintah untuk mengevakuasi lebih dari satu juta orang dari Gaza utara dan Kota Gaza ke Jalur selatan, banyak yang tidak dapat meninggalkan wilayah tersebut. Mereka tidak punya pilihan dan harus dilindungi setiap saat.
UNRWA menyatakan bahwa warga sipil, rumah sakit, sekolah, klinik, dan fasilitas PBB tidak dapat dijadikan sasaran, hal ini menunjukkan bahwa tempat penampungan mereka di Gaza dan Jalur Gaza utara tidak lagi aman, yang dianggap belum pernah terjadi sebelumnya. (T/R5/P1)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza