UNRWA: Sejarah Mencatat Kita Jika Tak Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

Ramallah, MINA – Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina () mengeluarkan peringatan keras, menyatakan bahwa sejarah akan mencatat kita semua jika gencatan senjata tidak dilakukan di .

Lazzarini dalam pernyataannya persnya, menekankan perlunya melindungi warga sipil, terlepas dari lokasi mereka, dan menyoroti krisis kemanusiaan serius yang terjadi di Jalur Gaza selama lebih dari dua pekan terakhir, sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober hingga sekarang, dikutip Wafa, Sabtu (28/10).

“Lebih dari dua pekan sekarang, gambaran tragedi kemanusiaan yang tak tertahankan telah muncul di Gaza. Wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia terbunuh, rumah sakit dan sekolah dibombardir – tidak ada yang selamat,” kata Lazzarini.

Dia menunjukkan bahwa UNRWA secara tragis kehilangan nyawa 35 stafnya, banyak di antaranya terbunuh oleh serangan bom yang dijatuhkan ke rumah mereka saat bersama keluarga mereka.

Lazzarini menambahkan, pasukan pendudukan Israel memperingatkan warga Palestina di Gaza untuk pindah ke bagian selatan Jalur Gaza ketika mereka mengebom bagian utara, namun serangan juga terus berlanjut di selatan dan seluruh kawasan di Jalur Gaza, sementara perlintasan untuk masuk keluar Gaza dikepung, sehingga tidak ada tempat yang aman di Gaza.

Dia menekankan Gaza berada disituasi yang mengerikan di mana 2,3 juta orang terjebak dalam wilayah seluas 365 kilometer persegi, yang digambarkan sebagai penjara besar terbuka selama 17 tahun terakhir. Wilayah ini ditandai dengan blokade udara, laut, dan darat yang sangat membatasi pergerakan penduduknya.

Meskipun baru-baru ini ada kesepakatan PBB yang memperbolehkan pasokan kemanusiaan ke Gaza dalam jumlah yang sangat terbatas, Lazzarini menekankan bahwa upaya ini tidak cukup untuk mengatasi besarnya krisis kemanusiaan.

Dia menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan pasokan penting seperti bahan bakar, yang ditolak di Gaza. Tanpa bahan bakar, tidak akan ada respon kemanusiaan yang memadai, tidak ada bantuan yang menjangkau mereka yang membutuhkan, tidak ada listrik untuk rumah sakit, tidak ada air bersih, dan tidak ada roti untuk masyarakat.

Pada Jumat kemarin, Majelis Umum PBB melakukan pengesahan resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.

Pada hari yang sama, Pasukan Pendudukan Israel semakin intensif melakukan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza setelah militer mengatakan pasukan daratnya “memperluas operasi” ke wilayah tersebut, menyebabkan terputusnya jaringan komunikasi dan di wilayah tersebut.

Sejak Jumat malam belum ada informasi terbaru yang dilaporkan dari Gaza, bahkan badan-badan bantuan kemanusiaan internasional yang berada di wilayah tersebut kehilangan kontak stafnya karena terputusnya jaringan internet dan komunikasi akibat terkena serangan bom, sampai sekarang Gaza masih terputus dengan dunia luar. (T/R5/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.