Beirut, 16 Dzulhijjah 1435 H/10 Oktober 2014 M (MINA) – Badan PBB untuk Bantuan dan Penanganan Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) menyerukan aksi politik untuk menyelesaikan penyebab konflik di Gaza dan mencegah konflik lainnya yang bisa menimbulkan kehancuran.
Komisaris Jenderal UNRWA, Pierre Krähenbühl dalam kunjungannya ke Jerman Rabu lalu mengatakan, sebagai lembaga donor, pihaknya mengintensifkan diskusi pada pembangunan kembali Gaza setelah konflik baru-baru ini, penting juga mengatasi penyebab kekerasan, blokade, konflik dan kehancuran. Seperti dirilis laman resmi UNRWA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at.
Krähenbühl juga berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Jerman yang telah memberikan dukungan untuk UNRWA dan para pengungsi Palestina.
“Saya ingin memberikan terima kasih khusus atas dukungan Jerman selama krisis Gaza baru-baru ini,” katanya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Menurutnya, dukungan dan kontribusi dari Negara Jerman sangat penting dalam upaya mengatasi krisis kali ini. “kotribusi ini sangat penting,”ujarnya.
Selama perjalanan resmi pertamanya ke Jerman, Krähenbühl bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, Menteri Sekretaris Negara Parlemen di Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, Thomas Silberhorn dan pejabat senior lainnya. Dia juga bertemu dengan anggota Parlemen dan masyarakat sipil.
Kunjungan Krähenbühl datang sebelum konferensi donor di Kairo pada 12 Oktober mendatang yang akan mempertemukan anggota terkemuka dari komunitas donor internasional, PBB dan Otoritas Palestina untuk mendiskusikan rencana rekontruksi Gaza.
Jerman baru-baru ini menjanjikan US $ 12,4 juta untuk mendukung kegiatan psikososial dan Penciptaan Program rekontruksi di Gaza, dan menyumbangkan US $ 10,7 juta untuk memberikan bantuan pangan dan barang-barang non-makanan untuk rakyat Gaza. Sejauh ini, kontribusi Jerman ke UNRWA adalah US $ 42,1 juta.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Pekan lalu, UNRWA merevisi perhitungan dari kehancuran bangunan selama pertempuran. Menurut perkiraan berdasarkan informasi lanjutan, hingga 80.000 rumah pengungsi rusak selama 50 hari konflik, lebih tinggi dari perkiraan awal dengan jumlah total 60.000.
Selain itu, UNRWA telah memulai mengirimkan paket bantuan kepada pengungsi yang rumahnya rusak atau hancur.(P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan