Banda Aceh, MINA – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, kembali melakukan pelatihan penanganan ikan tuna ekspor grade A terhadap nelayan di provinsi Aceh.
Salah satu panitia kegiatan, Syaffuddin Chan, mengatakan, pelatihan tersebut merupakan pelatihan penanganan ikan tuna yang dimulai dari dalam kapal hingga ke pabrik, selanjutnya di ekspor ke berbagai negar asing, seperti Malaysia, Thailand dan juga Jepang.
“Penanganan ini perlu diketahui untuk nelayan, agar ikan tetap pada grade A, sehingga harga ikan tetap tinggi,” kata Syaffuddin, Jumat (28/9).
Instruktur pelatihan, Muslim, menyebutkan, juga menjelaskan beberapa cara yang harus diperhatikan para nelayan dalam menangkap ikan tuna kualitas eksport, salah satunya diusahakan agar ikan tetap dalam keadaan hidup, dan tidak terlalu banyak berontak ketika ditarik ke arah kapal.
Baca Juga: Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Dukung Fatwa Ulama Dunia Jihad Lawan Israel
“Tahapan kedua yang harus diperhatiakan sesudah ikan berada di dalam kapal adalah, nelayan harus menyiapkan papan peluncur yang licin untuk
sarana mengangkat ikan dari air, lalu ganco ikan di belakang insang atau di bagian bawah insang,” jelas Muslim.
“Cara ini sederhana, namun terkadang sering di abaikan, sehingga kulaitas ikan yang akan di eksport menjadi rendah,” tambahnya.
Saat ini, ekspor tuna Aceh sudah menembus pasar internasional. Pada tahun 2015 ada sebesar 2.119 ton, jumlah tersebut meningkat di tahun 2016 menjadi 2.459 ton.
Dirinya menambahkan, apabila nelayan dapat melakukan penanganan ikan tuna seperti hal yang tersebut, maka kualitas tuna menjadi grade A. dan nilai ekspor akan semakin meningkat di tahun 2018 ini.(L/Apr/R01)
Baca Juga: Nilai Tidak Efektif, Pemprov Jakarta Tiadakan Operasi Yustisi
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemprov Jakarta Prediksi Penurunan Warga Pendatang Baru Pascalebaran