Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk Terciptanya Gencatan Senjata, Hizbullah Lebanon Harus Tinggalkan Suriah

Rudi Hendrik - Jumat, 30 Desember 2016 - 00:01 WIB

Jumat, 30 Desember 2016 - 00:01 WIB

373 Views

Ribuan tentara milisi Hizbullah Lebanon berperang di Suriah mendukung Presiden Bashar Al-Assad. (Foto: AFP)

Ribuan tentara milisi Hizbullah Lebanon berperang di Suriah mendukung Presiden Bashar Al-Assad. (Foto: AFP)

 

Ankara, 29 Rabi’ul Awwal 1438/29 Desember 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, untuk bisa menetapkan gencatan senjata di seluruh Suriah yang diprakarsai oleh Turki dan Rusia, milisi Hizbullah Lebanon diharuskan pergi dari negeri itu.

Hizbullah yang telah mengirimkan ribuan tentaranya untuk mendukung Presiden Bashar Al-Assad selama konflik lima tahun lebih itu diharuskan mengosongkan medan pertempuran.

Dalam komentarnya pada sebuah wawancara dengan saluran berita Turki, A Haber, pada Kamis (29/12), Cavusoglu juga mengatakan bahwa Turki dan Rusia sudah dekat mencapai kesepakatan gencatan senjata skala nasional di Suriah yang akan mulai berlaku pada akhir tahun ini. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA

Menteri juga menambahkan bahwa Iran sebelumnya telah menyatakan selama pembicaraan di Moskow awal bulan ini, akan bertindak sebagai penjamin bagi Pemerintah Suriah serta kelompok sekutu Syiah, termasuk Hizbullah.

Pada Rabu, kantor berita nasional Turki Anadolu melaporkan bahwa Turki dan Rusia telah menyetujui rencana gencatan senjata nasional untuk Suriah, tapi tidak ada pemain kunci dalam konflik ini yang segera mengkonfirmasi berita tersebut.

Cavusoglu mengatakan bahwa jika gencatan senjata itu berhasil, negosiasi politik antara pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan oposisi akan berlangsung di Astana, ibukota Kazakhstan.

Tapi dia bersikeras, pembicaraan Astana akan diawasi oleh Turki dan Rusia, bukan PBB yang mendukung pembicaraan-pembicaraan sebelumnya di Jenewa yang selalu berakhir dengan kebuntuan.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Rusia akan bertindak sebagai “penjamin” Pemerintah Suriah dalam kesepakatan apapun sementara Turki akan menjadi “penjamin” kelompok oposisi. (T/RI-1/P1)

M’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Palestina
Internasional