Islamabad, MINA – Tim penyelamat yang dibantu militer dan relawan lokal pada Senin (18/8) terus melakukan pencarian korban di wilayah barat laut Pakistan setelah banjir bandang meluluhlantakkan sejumlah desa, jembatan, dan infrastruktur vital. Anadolu melaporkan.
Bencana yang melanda Provinsi Khyber Pakhtunkhwa sejak Jumat (15/8) telah menewaskan sedikitnya 368 orang dalam empat hari terakhir. Dengan tambahan tersebut, total korban jiwa akibat banjir bandang mencapai 688 orang. Otoritas Manajemen Bencana melaporkan 18 orang di antaranya tewas dalam banjir terbaru yang dipicu hujan monsun deras.
Dalam konferensi pers di Islamabad, Kepala Badan Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Letjen Inam Haider menyampaikan sejak akhir Juni sekitar 1.000 orang mengalami luka-luka akibat insiden terkait hujan deras dan banjir di berbagai wilayah Pakistan. Pemerintah setempat kini berupaya keras membersihkan jalur transportasi, memulihkan aliran listrik, dan mengevakuasi warga dari daerah terdampak.
Hujan deras masih mengguyur ibu kota provinsi Peshawar serta distrik Swabi dan Noshehra. Gelombang monsun terbaru juga menghantam distrik Buner, Swat, Shangla, dan Mansehra yang sebelumnya sudah porak-poranda akibat banjir.
Baca Juga: WNI dan TNI UNIFIL Kompak Meriahkan HUT ke-80 RI di KBRI Beirut
Di Provinsi Balochistan, dua gadis dilaporkan meninggal pada Senin setelah hujan deras melanda distrik Harnai. Pemerintah daerah menyatakan kekhawatiran jumlah korban akan terus bertambah.
Juru bicara pemerintah Khyber Pakhtunkhwa, Faraz Mughal, mengatakan setidaknya 200 orang masih hilang, mayoritas dari distrik Buner, wilayah paling parah dengan 220 kematian yang telah dikonfirmasi sejak Jumat.
“Situasinya sungguh mengerikan. Tidak ada yang tersisa selain tumpukan puing dan bongkahan batu besar yang terbawa arus banjir,” ujar Fazal Maabood dari Yayasan Al-Khidmat, salah satu lembaga bantuan terbesar di Pakistan kepada Anadolu.
Ia menambahkan, tim penyelamat dan relawan masih berupaya menemukan korban hilang yang diduga tertimbun reruntuhan, meski upaya itu terkendala hujan deras dan kondisi geografis pegunungan.
Baca Juga: Liga Arab dan OKI Bersatu Kecam Visi “Israel Raya”
Banjir besar pada 2022 pernah menewaskan lebih dari 1.700 orang dan menyebabkan sepertiga wilayah Pakistan terendam, memicu krisis pangan, kesehatan, dan infrastruktur. PBB dan sejumlah lembaga internasional telah memperingatkan bahwa perubahan iklim membuat Pakistan semakin rentan terhadap bencana hidrometeorologi ekstrem.
Pemerintah Pakistan telah meminta bantuan internasional untuk mempercepat proses evakuasi, pengiriman bantuan darurat, serta pemulihan pascabencana.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Akan Sediakan Sistem Persenjataan untuk Suriah