Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Sabtu (21/9) pukul 16.00 WIB, terpantau titik api kategori sedang dan tinggi berjumlah 2.288 titik untuk seluruh Indonesia.
Plt. Pusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan, pantauan titik api untuk enam provinsi prioritas pemadaman karhutla antara lain Riau 114 titik, Jambi 408 titik, Sumatera Selatan 219 titik, Kalimantan Barat 266 titik, Kalimantan Tengah 810 titik dan Kalimantan Selatan 74 titik.
“Kondisi enam provinsi dalam keadaan berasap dengan kualitas udara berdasar konsentrasi PM10 adalah Riau 314 (berbahaya), Jambi 238 (sangat tidak sehat), Sumatera Selatan 155 (tidak sehat), Kalimantan Barat 324 (berbahaya), Kalimantan Tengah 409 (berbahaya) dan Kalimantan Selatan 22 (baik),” katanya.
Di Sumatera angin bertiup ke arah barat laut, dari Sumsel mengarah ke Jambi dan Riau. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi masuk ke Riau. Terdapat titik api yang sangat besar asap di Desa Bayung Lencir, Kabupaten Musi Bayu Asin, Sumsel yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Jambi.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Titik api ini sudah menyala sejak pertengahan Agustus 2019 lalu dan belum bisa dipadamkan. Mayoritas masih mengeluarkan asap sangat besar dan tertiup angin mengarah ke Jambi dan Riau,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk memadamkan titik api ini dikerahkan 400 personil yang terdiri dari TNI, POLRI, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat serta Mahasiswa. Helikopter dari Jambi dan Sumsel juga akan digeser mendekati lokasi kerhutla.
“Sedang di Kalimantan angin juga bertiup ka arah barat laut dari Kalsel mengarah ke Kalteng dan Kalbar. Hal ini yang menyebakan kualitas udara di Kalsel lebih baik dibanding Kalteng dan Kalbar,” katanya. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal