Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (27/10) mengumumkan jumlah korban pengeboman Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 7.326 orang syahid dan 18.567 terluka, MA’AN melaporkannya.
Pada hari ke-21, sejak 7 Oktober pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan bom di berbagai wilayah Jalur Gaza, menyebabkan ribuan korban jiwa yang rumahnya hancur di atas kepala mereka.
Sementara Wafa melaporkan, Kemenkes menyatakan dalam laporannya bahwa 70% korban syuhada di Jalur Gaza adalah anak-anak, perempuan dan orang tua.
Kementerian menambahkan, sebanyak 34% rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, dan 65% pusat layanan kesehatan primer tutup. Sementara lebih dari 37.000 orang yang mengungsi menderita penyakit tidak menular, termasuk 4.600 wanita hamil, dan 380 kasus pascapersalinan yang memerlukan bantuan medis.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Selain itu, 15% dari pengungsi menderita berbagai macam disabilitas, dan sebagian besar pusat penampungan tidak dilengkapi peralatan dan kasur serta tempat tidur medis.
Mengenai penyerangan terhadap tenaga kesehatan, Kementerian mencatat lebih dari 260 serangan, dengan 104 tenaga kesehatan tewas, lebih dari 100 orang luka-luka, dan 50 ambulans rusak, termasuk 25 orang yang tidak berfungsi sama sekali.
Pusat penampungan kelebihan beban sebesar 250%, yang menimbulkan risiko wabah penyakit, dan masih banyak korban yang hilang di bawah reruntuhan.
Selasa lalu, Menteri Kesehatan Mai Al-Kaila mengumumkan kerusakan total sektor kesehatan di wilayah selatan, yang berarti semua rumah sakit tidak lagi mampu memberikan layanan medis kepada orang sakit dan terluka.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Kementerian Kesehatan juga memantau kasus penyakit cacar, kudis, dan diare disebabkan oleh buruknya sanitasi lingkungan, kurangnya air dan penggunaan air dari sumber tidak bersih.
Pembantaian di Gaza dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan serangan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas, namun berdampak pada 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza.(T/R5/R1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant