Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Urgensi Amal Shalih Dalam Kehidupan

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 7 Januari 2016 - 11:56 WIB

Kamis, 7 Januari 2016 - 11:56 WIB

639 Views

amal sholehOleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam firman-Nya:

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang beramal shalih, dari lelaki atau perempuan, sedang dia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan”. (QS An-Nahl [16]: 97).

Ayat ini berbicara tentang amal shalih. Seperti dijelaskan Ibnu Katsir bahwa Allah Ta’ala memberikan janji bagi orang-orang yang melakukan amal shalih, apakah dia laki-laki atau perempuan dari umat manusia, sedangkan hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan amal yang diperintahkan di sini adalah sesuatu yang memang disyariatkan dari sisi Allah. Maka Allah akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik di dunia dan akan membalasnya di akhirat dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah dilakukannya.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Pada ayat lain Allah menyatakan tentang pentingnya amal shalih ini dalam firman-Nya:

فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلاً۬ صَـٰلِحً۬ا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا

Artinya: “Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-nya hendaklah dia melakukan amal shalih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabb-nya dengan sesuatu apapun”. (QS Al-Kahfi [18]: 110)

Makna amal shalih

Raghib Al-Asfahaniy mengatakan amal adalah semua pekerjaan yang berasal dari makhluk hidup dan dilakukan dengan sengaja. Sedangkan shalih adalah perbuatan baik lawan dari kerusakan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan, “Amalan yang baik dinamakan amal shalih karena dengan sebab amal shalih keadaan urusan dunia dan akhirat seorang hamba Allah akan menjadi baik dan akan hilang seluruh keadaan-keadaannya yang rusak. Dengan amalan yang baik tersebut seseorang akan termasuk golongan orang yang shalih yang pantas bersanding dengan Allah Yang Maha Pengasih di dalam surga-Nya”.

Suatu amalan dalam agama Islam dikatakan sebagai amal shalih apabila terpenuhi di dalamnya dua syarat, yaitu Ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.

Dampak Positif Amal Shalih

Di dalam Al-Qur’an banyak diuraikan dampak dari amal shalih, baik di dunia maupun di akhirat, di antaranya :

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

  1. Mendatangkan rezeki yang baik (QS Al-Hajj [22]: 50).
  2. Meningkatkan derajat ke tempat yang tinggi (QS Thaha [20]: 75).
  3. Mendatangkan keberuntungan (QS Al-Qashash [28]: 67).
  4. Menegakkan keadilan (QS Yunus [10]: 4).
  5. Mengeluarkan dari kegelapan (QS At-Talaq [65]: 11).
  6. Menumbuhkan rahmat dan kasih sayang (QS Al-Jasiyah [45]: 30).
  7. Menghilangkan perasaan takut (QS Thaha [20]: 112).
  8. Mendapatkan pahala yang cukup (QS Alli ‘Imran [3]: 57).
  9. Mendapatkan ampunan Ilahi (QS Fathir : 57).
  10. Mendapatkan balasan kehidupan di surga (QS Al-Mu’minun [23]: 40).

Umpamanya seorang guru atau pendidik, tatkala meniatkan pekerjaannya untuk beramal shalih, maka pekerjaannya itu akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh dedikasi, perhatian dan maksimal. Sehingga ia pun mendapatkan hasil positif dari amal shalihnya tersebut berupa: rezki yang baik yaitu berkembangnya ilmu bagi anak didik, mengeluarkan generasi dari kegelapan dan kebodohan menuju terangnya ilmu pengetahuan. Di samping mendapatkan pahala dari Allah, Sang pemberi ilmu.

Juga bagi seorang da’i, penulis atau jurnalis, jika ia maksudkan kegiatannya untuk beramal shalih, tentu ia akan dengan sepenuh jiwa menuntaskan semua kegiatannya demi tercapainya tujuan mulia.  Sehingga tercapailah keadilan, manusia manusia keluar dari kegelapan, hilangnya perasaan takut, tercerahkannya pikiran, dan mendapatkan balasan kehidupan utama di surge.

Visi dan orientasi utamanya adalah ganjaran di akhirat, bukan materi dunia yang sebentar saja.

Oleh karena itu, setiap kita beramal shalih, mestilah senantiasa didasari dengan niat yang suci dan ikhlas. Ia tidak mengharapkan pujian, kedudukan duniawi, dan keuntungan lain-lainnya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Di samping itu juga mengerjakan amal shalih itu dengan penuh daya upaya, penuh dengan kreasi, pantang menyerah, tidak mudah malas dan tidak suka mengeluh.

Maka Sungguh beruntung menjadi orang-orang yang gemar beramal shalih, sehingga ia dijuluki Allah sebagai shalihin dan shalihat, yaitu orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, rajin ibadah, dan menebar manfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Betapa tidak, selain dicintai Allah dan para malaikat-Nya, setiap waktu shalat,  jutaan umat Islam senantiasa menyebut dan mendoakannya dalam shalatnya.

Orang-orang yang suka beramal shalih didoakan oleh orang-orang yang shalat, dalam doa tahiyat, “assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin”. (semoga keselamatan dicurahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih). (P4/R05)

.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah