MASJID Al-Aqsa adalah salah satu tempat suci dalam Islam yang memiliki makna historis, teologis, dan strategis bagi umat Islam di seluruh dunia. Terletak di Yerusalem, urgensi Masjid Al-Aqsa sebagai simbol persatuan umat Islam menjadi hal yang semestinya dipahami setiap Muslim di mana pun berada.
Masjid ini bukan hanya menjadi kiblat pertama umat Islam, tetapi juga memiliki keterkaitan langsung dengan peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam konteks modern, Al-Aqsa telah menjadi simbol perlawanan, kebangkitan, dan persatuan umat Islam, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dan kolonialisme yang mengancam eksistensinya.
Al-Aqsa dalam Perspektif Sejarah Islam
Sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, Masjid Al-Aqsa sudah memiliki posisi sentral dalam peradaban Islam. Sebelum diperintahkan menghadap Ka’bah di Makkah, umat Islam menghadap Masjid Al-Aqsa dalam salat mereka. Setelah peristiwa Isra Mikraj, di mana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke langit dari masjid ini, statusnya sebagai tempat suci semakin menguat.
Baca Juga: Keutamaan Hidup Berjama’ah dalam Perspektif Al-Qur’an
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Al-Aqsa dibebaskan dari kekuasaan Romawi Timur (Bizantium) dengan penuh kedamaian. Kemudian, pada masa Dinasti Umayyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun Dome of the Rock (Qubbat As-Sakhrah), yang menjadi bagian penting dari Kompleks Al-Haram Asy-Syarif.
Masjid Al-Aqsa sebagai Pemersatu Umat Islam
Al-Aqsa bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol persatuan dan identitas keislaman yang melampaui batas geografis dan etnis. Ketika umat Islam di berbagai belahan dunia berbicara tentang Al-Aqsa, mereka berbicara dalam satu suara—mengenai perjuangan, penjajahan, dan perlunya persatuan dalam membela tempat suci ini.
Persatuan yang berlandaskan pada Al-Aqsa tampak dalam berbagai peristiwa sejarah, seperti Perang Salib ketika umat Islam bersatu di bawah kepemimpinan Salahuddin Al-Ayyubi untuk membebaskan Yerusalem. Pada masa modern, perjuangan Palestina dalam mempertahankan Masjid Al-Aqsa telah menjadi perhatian utama umat Islam global, yang menegaskan kembali pentingnya solidaritas dan persatuan Islam.
Baca Juga: Ketangguhan Pejuang Palestina dan Pesimisme Tentara Israel dalam Krisis Gaza
Al-Aqsa dan Tantangan Geopolitik
Saat ini, Masjid Al-Aqsa berada dalam ancaman nyata akibat agresi dan kebijakan kolonialisme Zionis yang berusaha mengubah status quo di kompleks suci ini. Upaya penggalian arkeologis, pembatasan akses bagi Muslim, serta serangan terhadap jamaah di dalam masjid menjadi bukti nyata adanya upaya sistematis untuk merebut dan mengubah karakter Islam dari tempat suci ini.
Reaksi dari berbagai negara Muslim terhadap ancaman ini sering kali bersifat sporadis dan tidak terkoordinasi. Padahal, jika umat Islam bersatu dalam diplomasi politik, tekanan ekonomi, dan advokasi di tingkat internasional, posisi Al-Aqsa bisa lebih terlindungi.
Peran Ulama dan Pemimpin Muslim dalam Isu Al-Aqsa
Baca Juga: 10 Akhlak dalam Pernikahan, Pondasi Keharmonisan
Ulama dan pemimpin Muslim memiliki peran penting dalam mengedukasi umat tentang urgensi Al-Aqsa. Mereka dapat membangkitkan kesadaran melalui ceramah, fatwa, dan kampanye global yang menyoroti pentingnya membela masjid ini.
Beberapa organisasi Islam internasional telah aktif dalam memperjuangkan Al-Aqsa, tetapi masih diperlukan koordinasi lebih erat antarnegara Muslim agar suara mereka lebih didengar di dunia internasional.
Kesadaran Generasi Muda terhadap Al-Aqsa
Generasi muda Muslim harus diberikan pemahaman yang kuat tentang sejarah dan urgensi Al-Aqsa. Pendidikan melalui media sosial, seminar, dan kampanye digital bisa menjadi strategi efektif untuk membangkitkan kepedulian mereka terhadap masjid suci ini.
Baca Juga: Krisis Kemanusiaan di Palestina, Tanggung Jawab Global
Banyak gerakan pemuda di berbagai negara telah menunjukkan solidaritas dengan perjuangan Palestina, namun perlu adanya kesinambungan dalam advokasi agar tidak hanya bersifat momentum, melainkan menjadi bagian dari kesadaran kolektif umat Islam.
Al-Aqsa sebagai Simbol Ketahanan dan Perlawanan
Dalam sejarah Islam, Masjid Al-Aqsa selalu menjadi simbol ketahanan dan perlawanan terhadap penindasan. Sejak era Perang Salib hingga era kolonialisme modern, umat Islam terus mempertahankan eksistensi masjid ini dari ancaman eksternal.
Saat ini, warga Palestina yang berada di sekitar Al-Aqsa menjalankan peran penting dalam mempertahankan masjid dengan keberadaan fisik mereka, meskipun harus menghadapi berbagai intimidasi dan kekerasan dari otoritas Israel.
Persatuan Islam dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis
Allah Ta’ala telah menegaskan dalam Al-Qur’an tentang pentingnya persatuan umat Islam, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (Qs. Ali ‘Imran: 103).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dengan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim).
Ayat dan hadis ini menunjukkan bahwa umat Islam harus bersatu dalam membela Al-Aqsa sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab bersama.
Baca Juga: 13 Peran Suami dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Langkah Nyata dalam Membela Al-Aqsa
Untuk memperkuat persatuan umat Islam dalam membela Al-Aqsa, beberapa langkah nyata bisa diambil, antara lain:
- Pendidikan dan Penyebaran Informasi: Memasukkan sejarah Al-Aqsa dalam kurikulum pendidikan Islam.
- Gerakan Ekonomi Islam: Memboikot produk yang mendukung penjajahan di Palestina.
- Diplomasi Internasional: Menekan organisasi dunia seperti PBB dan OKI untuk bertindak lebih tegas.
- Mobilisasi Massa: Mengadakan aksi solidaritas di berbagai negara secara berkala.
Masjid Al-Aqsa bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol persatuan, ketahanan, dan perlawanan umat Islam terhadap ketidakadilan global. Tantangan yang dihadapinya saat ini seharusnya menjadi pemicu bagi umat Islam untuk bersatu, memperkuat solidaritas, dan mengambil langkah nyata dalam mempertahankan eksistensinya.
Jika umat Islam menyadari betapa pentingnya Masjid Al-Aqsa bagi identitas dan persatuan mereka, maka mereka akan lebih siap dalam menghadapi segala tantangan yang mengancam keberadaannya. Al-Aqsa bukan hanya milik Palestina, tetapi juga milik seluruh umat Islam, dan tanggung jawab untuk menjaganya ada di pundak setiap Muslim di dunia.[]
Baca Juga: Bulan Rajab untuk Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kematian Kareem Badawi dalam Serangan New Orleans Hancurkan Hati Keluarga