Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai Bicara Palestina, Anggota Parlemen Muslimah Inggris Jadi Sasaran Ujaran Kebencian

Arina Islami - Kamis, 14 Maret 2024 - 07:09 WIB

Kamis, 14 Maret 2024 - 07:09 WIB

2 Views

London, MINA – Anggota parlemen Muslim termuda Inggris, Zarah Sultana (30) telah menjadi sasaran kebencian terbesar di dunia maya setelah berbicara tentang hak-hak Palestina dalam perang Gaza.

Sultana pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen Coventry South pada pemilihan umum 2019. Anggota parlemen dari Partai Buruh ini memiliki banyak pengikut di media sosial. Ia digambarkan sebagai “bagian penting dari pekerjaannya.”

Namun aktivitas dan komentar Sultana setelah invasi Israel ke Gaza telah membuatnya menjadi sasaran pelecehan online.

Menurut catatan parlemen tahun ini, ia telah menjadi “anggota parlemen yang paling berisiko secara online,” Sky News melaporkan pada Rabu (13/3).

Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza

Di tengah meningkatnya kekhawatiran atas keselamatan pejabat terpilih di Inggris, dan setelah pembunuhan dua anggota parlemen dalam kurun waktu satu dekade, Sultana kini menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat.

Anggota parlemen itu “mencatat tanggal, lokasi dan waktu” dari setiap acara yang dia hadiri untuk memberi tahu tim keamanan parlemen tentang potensi bahaya.

Namun Sultana mengatakan kepada Sky News bahwa kebencian di dunia maya telah menimbulkan kekhawatiran terbesar sejak akhir tahun lalu, ketika dia “mulai berbicara tentang hak-hak Palestina.”

Setiap hari, perempuan yang berasal dari keluarga Muslim Pakistan di Birmingham itu menerima pesan yang menyerukan deportasi dan menyuruhnya “pulang ke Pakistan.”

Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir

Salah satu pesan yang dilihat oleh Sky News berbunyi, “Kirimkan wanita itu ke Palestina, target mereka rendah.”

Sultana mengatakan dia menghindari angkutan umum karena ancaman tersebut, dan selalu didampingi oleh pembantu atau petugas keamanan pada setiap kunjungan umum.

Otoritas parlemen mengatakan langkah-langkah yang lebih besar sedang diambil untuk melindungi keselamatan anggota parlemen.

Menteri Keamanan Tom Tugendhat mengatakan, anggota parlemen yang berisiko lebih besar mengalami kekerasan berhak atas peningkatan upaya keselamatan, termasuk mobil pribadi yang telah diberikan kepada beberapa anggota parlemen perempuan. (R/Ai/P2)

Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda