Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai Pertempuran Nagorny Karabakh, Erdogan Nyatakan Dukung Azerbaijan, Kecam Armenia

Rudi Hendrik - Senin, 28 September 2020 - 09:41 WIB

Senin, 28 September 2020 - 09:41 WIB

11 Views

Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (27/9) menyatakan mendukung penuh Azerbaijan dan mengecam Armenia, setelah terjadi pertempuran sengit di wilayah Nagorny Karabakh yang disengketakan.

Bentrokan terburuk sejak 2016 itu terjadi pada hari Ahad tersebut antara musuh bebuyutan Azerbaijan dan Armenia yang telah terikat dalam sengketa wilayah atas Nagorny Karabakh selama beberapa dekade, demikian dikutip dari Nahar Net.

Turki adalah sekutu utama Azerbaijan dengan ikatan budaya dan bahasa yang erat.

Sementara itu, Ankara tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Armenia karena perselisihan mengenai pembunuhan massal orang-orang Armenia di masa Kekaisaran Ottoman, yang menurut Armenia adalah genosida.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Rakyat Turki akan mendukung saudara-saudara Azerbaijan kami dengan segala cara kami seperti biasa,” cuit Presiden Erdogan.

Dia menuduh Armenia “menjadi ancaman terbesar di kawasan itu bagi perdamaian dan stabilitas” dan mengkritik komunitas internasional karena gagal memberikan “reaksi yang diperlukan dan cukup” terhadap “agresi” Armenia.

Erdogan juga mengatakan, dia menelepon Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan menyatakan dukungannya.

“Hambatan terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Kaukasus adalah agresi Armenia. Mereka harus menghentikan agresi yang akan membuat kawasan itu terbakar,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin “dengan keras” mengutuk bentrokan itu dan mengatakan Armenia “sekali lagi melanggar hukum internasional.” (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Internasional
Internasional
Palestina
Internasional