Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

USKUP AGUNG: BARBARISME DI AFRIKA TENGAH PEKERJAAN SETAN

Redaksi MINA - Ahad, 23 Maret 2014 - 02:34 WIB

Ahad, 23 Maret 2014 - 02:34 WIB

660 Views

 Bangui, 22 Jumadil Awwal 1435/23 Maret 2014 (MINA) – Uskup Agung Republik Afrika Tengah (CAR) menyatakan aksi barbarisme yang dilakukan oleh warga Kristen terhadap minoritas Muslim adalah “pekerjaan setan”.

“Kami prihatin oleh aksi-aksi kejahatan yang terjadi. Hal itu diwujudkan dalam keinginan untuk membunuh, menghancurkan, memutilasi orang. Barbarisme ini adalah pekerjaan setan,” kata Uskup Agung Dieudonné Nzapalainga dari Bangui, sebagaimana situs Katolik Patheos publikasikan, Sabtu (22/3).

Uskup Nzapalainga sedang berupaya menghimbau orang-orang Kristen untuk mengampuni musuh-musuhnya. Menurutnya, Republik Afrika Tengah dapat pulih dari pembantaian konflik dengan kembali kepada Kristus.

“Bagaimana bisa masyarakat tersentuh oleh gerakan jahat? Bagaimana orang-orang dapat berharap menemukan cahaya di tengah kegelapan?” tanyanya.

Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza

“Kita perlu pria dan wanita yang mampu memberitakan pesan rekonsiliasi untuk membantu menenangkan suara perpecahan, kebencian , dan dendam. Suara-suara itu bertentangan dengan pesan mendasar Gereja. Kita harus kembali kepada Kristus,” tegasnya.

Uskup Agung menulis tentang kunjungannya ke Bouan, sebuah kota sekitar 10 km dari Bouar, di barat negara itu, di mana sebagian lingkungan telah dibakar dan banyak warga Muslim  yang tewas.

“Orang-orang telah dibakar juga, dibakar sampai mati di rumah mereka. Ada tulang dan kepala orang tergeletak di sekitar. Saya belum pernah melihat adegan semacam ini. Tidak di negara kami, mungkin terjadi dalam sejarah Rwanda atau bekas Yugoslavia, tapi tidak di sini.”

Dia mengatakan, selama bertahun-tahun rakyat Republik Afrika Tengah hidup dalam harmoni.

Baca Juga: Terancam Kelaparan Massal, PBB Kirim Bantuan Udara ke Sudan Selatan

“Gejolak dan kekerasan telah membawa perpecahan, kematian, penderitaan, kehancuran yang lain,” keluhnya. “Sekarang waktunya telah datang untuk membuka hati kita lebih luas lagi, sehingga Tuhan dapat memberi kita dinamisme baru, mengisi hati kita sehingga kita dapat menawarkan tangan kita kepada orang lain, cinta, dan memulai hidup bersama-sama lagi.”

 

Warga gereja lindungi Muslim

Sebagian orang Kristen di negara itu telah mengikuti pesan Uskup Agung dengan melindungi tetangga Muslimnya di beberapa gereja.

Di kota Boali, Pastor Xavier Fagba memberikan tempat berlindung bagi sekitar 700 Muslim di gerejanya pada awal Januari.

Baca Juga: Kongo dan Rwanda Sepakat Damai, Sekjen PBB Sambut Baik

Namun milisi Kristen Anti-Balaka mengancam  Pastor Fagba dan menyerang gereja. Penduduk Muslim akhirnya bisa dievakuasi ke Kamerun  pada1 Maret dikawal pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Hal yang sama terjadi di Carnot, di mana para pastor setempat telah memberikan perlindungan kepada hampir 800 Muslim.

“Berjalan melalui kota, sudah empat kali senjata menunjuk wajah saya,” kata Pastor Justin Nary kepada Associated Press pada bulan Februari. “Mereka (Anti-Balaka) menelepon saya dan mengatakan, mereka akan membunuh saya setelah penjaga perdamaian pergi.”

Sebagian penduduk Muslim di Carnot akhirnya dapat dievakuasi ke Kamerun, sementara sisanya masih tinggal di belakang, dilindungi oleh para pastor dan pasukan penjaga perdamaian asing.

Baca Juga: Ratusan Akademisi Seru Universitas Stellenbosch Afsel Bela Palestina

Republik Afrika Tengah terjun ke dalam anarki setahun yang lalu, ketika oposisi bersenjata Seleka menggulingkan Presiden Republik Afrika Tengah, Francois Bozize, seorang Kristen yang naik ke kekuasaan dalam kudeta 2003.

Oposisi bersenjata kemudian memasang Michel Djotodia, seorang Muslim, sebagai presiden sementara, sehingga terus terjadi bentrokan berdarah di saat anggota milisi Kristen anti-Balaka – penduduk mayoritas – membalas dendam dan melebar kepada pembantaian terhadap etnis minoritas Muslim.

Kekerasan anti-Muslim telah meningkat sejak Catherine Samba-Panza, seorang Kristen, terpilih sebagai Presiden Sementara pada bulan Januari lalu.

Umat Kristen yang merupakan populasi mayoritas di negara itu, menuduh kelompok etnis Muslim mendukung mantan pejuang Seleka yang disalahkan karena menyerang, menjarah harta benda dan melaksanakan eksekusi terhadap keluarga Kristen.

Baca Juga: RSF Serang Fasilitas Medis, Krisis Kesehatan Sudan Memburuk

Muslim Republik Afrika Tengah telah berulang kali menuduh pasukan asing penjaga perdamaian telah gagal melucuti para militan Anti-Balaka. (T/P09/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel

Rekomendasi untuk Anda