Amman, MINA – Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein menegaskan perannya dalam pelestarian situs suci dalam konteks sejarah perwalian Hashemite terkait situs suci Islam dan Kristen di kota Al-Quds yang diduduki Israel.
Pernyataan Raja Yordania tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan Pemimpin Gereja Skotlandia, Archbishop Derek Browning, di Istana Al Husseiniya di Amman pada Ahad (28/1), demikian Anadolu Agency melaporkan, dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Raja Abdullah II bin Al-Hussein dari Yordania dan Pemimpin Gereja Skotlandia, Archbishop Derek Browning, menekankan pentingnya memperdalam dialog di antara berbagai Agama dan menganjurkan menjunjung nilai toleransi dan koeksistensi.
Raja Abdullah II menegaskan, Pemerintah Amman memperhatikan situs-situs suci Muslim dan Kristen di Al-Quds.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Uskup Agung Browning menyampaikan, apresiasinya atas upaya Raja Abdullah untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Dia juga menyampaikan penghargaannya atas peran Yordania dalam mempromosikan prinsip-prinsip dialog dan toleransi, dan untuk melindungi tempat-tempat suci Kristen di Al-Quds, sejarah perwalian Hashemite.
Uskup Agung menganggap Yordania sebagai contoh negara yang bagus menjunjung persaudaraan dan tolerans.”
Pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad, Penasihat Senior Raja mengenai urusan Agama dan Budaya, menangani prakarsa yang telah diluncurkan Jordan untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antar agama.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Namun, pernyataan tersebut tidak menyebutkan tanggal kedatangan Uskup Agung Skotlandia dan lamanya kunjungannya.
Pada Maret 2013, Raja Jordania dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menandatangani sebuah kesepakatan yang memberi Yordania hak untuk “perwalian dan pembelaan terhadap Al-Quds dan tempat-tempat suci” di Palestina. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB