Yerusalem, MINA – Serangan Israel terhadap pendeta Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki sedang meningkat, menurut seorang Uskup Palestina, Senin (5/1).
“Ada peningkatan serangan terhadap umat Kristen dan situs suci Kristen yang dilakukan oleh ekstremis Israel,” kata Uskup Emeritus dari Gereja Lutheran Evangelis, Munib Younan, kepada Anadolu.
Dia mengatakan pemerintah Israel tidak serius untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang berada di balik serangan tersebut.
“Jika pelaku tidak dimintai pertanggungjawaban, mereka akan melanjutkan serangannya,” dia memperingatkan. “Tapi kalau ada yang dihukum, itu akan menjadi efek jera.”
Polisi Israel menangkap dua pemukim Yahudi pada hari Ahad karena meludahi seorang pendeta Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki.
Sebuah video yang diunggah oleh media Israel menunjukkan dua pemukim meludahi dan mengutuk seorang Kepala Biara Kristen di Kota Tua Yerusalem.
Kedua pemukim ditempatkan di bawah tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan, kata polisi dalam sebuah pernyataan.
“Penahanan rumah bukanlah pencegahan,” kata Uskup tersebut, seraya menambahkan bahwa polisi Israel tidak bereaksi terhadap serangan terhadap pendeta Kristen.
“Serangan yang terus berlanjut merupakan indikasi hasutan yang terjadi di sekolah-sekolah agama Yahudi,” tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan serangan Israel terhadap pendeta Kristen di Yerusalem, baik yang dilakukan oleh pemukim, yang sering meludahi para pendeta dan menyerang mereka secara verbal, atau oleh polisi sendiri, yang terlibat dalam beberapa insiden penyerangan fisik terhadap mereka.
Insiden ini terjadi ketika ketegangan terus meningkat di Tepi Barat, di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 27.478 warga Palestina dan melukai 66.835 lainnya sejak 7 Oktober.
Tentara Israel sejak itu telah membunuh 381 warga Palestina, melukai 4.400 lainnya dan menahan 6.512 orang di Tepi Barat yang diduduki, menurut data Palestina. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)