Demak, MINA – Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu hati-hati dalam tindakannya. Seorang yang bertakwa tidak sembrono dalam berbuat.
Hal itu disampaikan oleh Ustadz Agus Sudarmaji saat menyampaikan kuliah subuh di Masjid Suffah Hizbullah Kalitengah, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (24/22).
“Di antara definisi takwa sebagaimana yang disebut dari sahabat Rasulullah SAW adalah hati-hati,” katanya.
Dikisahkan tentang sahabat Abu Bakar yang dikenal sebagai salah satu sahabat yang sangat hati-hati, suatu ketika pembantunya menghidangkan makanan. Abu Bakar sempat menyantap hidangan tersebut, tapi kemudian bertanya pada pembantunya, dari mana asal makan itu.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Pembantunya menceritakan, jika dirinya sebelum masuk Islam pernah menjadi dukun dan banyak didatangi pasien serta menerima upah. Di antara pasiennya ada yang pernah berhutang membayar upah, belum lama ketemu dan membayar upah yang kemudian digunakan untuk membeli makanan yang dihidangkan itu.
“Begitu mendengar penuturan pembantunya itu, Abu Bakar langsung memasukkan jari ke tenggorokannya dan memuntahkan makanan itu,” kata Agus, Amir Majelis Kuttab Jamaah Muslimin (Hizbullah) ini.
Abu Bakar melakukan itu karena tidak mau ada makanan yang tidak jelas kehalalannya masuk ke tubuhnya. Apa yang dilakukan Abu Bakar juga diceritakan pada Rosulullah SAW, yang kemudian menjelaskan bahwa setiap daging yang tumbuh dari makan yang haram akan dibakar di neraka.
Masalah pengertian takwa ini juga pernah disebutkan bahwa Umar bin Khatab bertanya pada Ubay bin Ka’ab. “Wahai Ubay bin Ka’ab apa itu takwa…?” Ubay bin Ka’ab menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana jika kamu berjalan di jalan yang banyak durinya…?” Umar pun menjawab, “Ya hati-hati agar tidak terkena oleh duri itu”. “Ya itulah takwa,” kata Ubay bin Ka’ab.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Agus menyampaikan, setiap tindakan atau perbuatan manusia semua tercatat, jejaknya tidak hilang, semua terekam, dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, maka berhati-hatilah.
Seperti yang dicontohkan oleh Abu Bakar, hendaknya selalu mengecek setiap makan yang akan kita konsumsi. Seperti makanan, sebelum dikonsumsi sebaiknya dicek terlebih dahulu komposisinya, ada tidaknya unsur haram dalam makanan itu.
“Lebih-lebih pada makanan yang tidak ada label atau jaminan halal dari lembaga yang resmi,” kata Agus mengingatkan.
Ditambahkan, bukan hanya makanan saja, juga setiap tindakan dan perbuatan hendaknya selalu hati-hati, jangan sampai melakukan perbuatan yang diharamkan.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
“Sebagaimana yang diingatkan oleh Allah dalam Surat Ali Imron ayat 102, agar bertakwa kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya dan janganlah mati kecuali dalam keadaan berserah diri,” pungkas Agus. (L/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah