Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz Hanan Attaki: Bulan Ramadhan, Bulan “Caper” Kepada Allah

Nur Hadis - Senin, 11 April 2022 - 06:33 WIB

Senin, 11 April 2022 - 06:33 WIB

6 Views

Metro, Lampung, MINA – Ustaz Hanan Attaki, Pendakwah pendiri gerakan Pemuda Hijrah yang aktif berdakwah di komunitas pemuda mengatakan, bahwa rasa kecewa yang hadir dalam diri manusia timbul karena masih berharap selain kepada Allah Subhanhuwata’ala.

“Kalau kita tidak mau kecewa, caper-lah (Cari Perhatian-lah) kepada Allah Subhanahuwata’ala, pasti langsung direspon, gak akan telat deh respon Allah,” kata Ustaz Hanan saat tausyiah di Masjid At-Taqwa, Kota Metro, Lampung, Jumat (8/4).

Ia mengatakan, Allah itu sangat merespon Hamba-Nya, seperti dinyatakan pada surat Al-Baqarah Ayat 186.Ia menjelaskan, Allah akan senantiasa langsung memperhatikan hamba-Nya ketika dalam keadaan lantang maupun lirih kesusahan.

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ

Baca Juga: Islam Mengatur Peperangan, Membangun Perdamaian

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ia menjelaskan perihal panggilan Allah yang masih mengatasnamakan manusia sebagai Hamba-Nya, dengan lembut Allah membalas “Labbaika abdi” bahkan dalam keadaan manusia itu tersesat pun. Hal ini tentu harus menjadi tolak ukur kepada manusia, sebagai yang masih mengandalkan pertolongan-Nya bahwasanya Allah senantiasa bermurah hati kepada siapa saja yang meminta ampunan-Nya.

“Walaupun kita pendosa sekalipun, tapi ketika kita memanggil nama Allah tapi kita lalai, Allah yang panggil kita dengan lembut dan tetap menganggap kita sebagai hambanya, Allah kurang baik apa?,” tambah Hanan.

Ia mengkisahkan Nabi Yunus, yang dalam keadaan tenggelam dalam tiga kegelapan, kegelapan perut ikan, gelapnya lautan yang dalam dan gelapnya malam. Dan di dalam kegelapan itu Nabi Yunus berdoa.

Baca Juga: Memahami Makna Hidup Berjama’ah

“Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, aku telah durhaka kepada-Mu, aku bermaksiat kepada-Mu, ampunkanlah dosa-dosaku”

“Dengan lirih Nabi Yunus berdoa memohon kehendak dan pasrah akan keadaan yang telah Allah takdirkan, namun dirinya senantiasa tak pernah lepas dari Rahmat-Nya. Doanya yang lirih pelan, namun terdengar sampai menggetarkan Arsy Allah, tersiar lah hingga penghuni langit dan surga  ikut mendoakan Nabi Yunus,” ungkapnya.

“Wahai para Malaikat, wahai para penduduk langit, wahai penduduk Baitul Mahbul, wahai penduduk Surga, ketahuilah Aku telah ridho kepada hamba-Ku Yunus mengampuni karena ia meminta ampunan kepada-Ku,” tambahnya.

Ustaz Hanan mengatakan, Allah adalah dzat yang paling bisa merespon panggilan-panggilan manusia pada saat kesusahan, dan dalam keadaan musibah sekalipun, yukhsyifussu’ Allah akan senantiasa menghilangkan kegelisahan hamba-Nya.

Baca Juga: Larangan Memberikan Loyalitas dan Pertemanan dengan Yahudi

“Memanggil-Nya dengan suara yang indah,  memulai doa dengan hati yang tulus, menundukkan diri dan senantiasa mengawali dengan kalimat pujian kepada Allah.”

“Katakanlah Ya Allah masalah saya besar, tapi engkau lebih besar, saya tidak akan berputus asa dengan Rahmat-Mu,” tambahnya.

Ustaz Hanan mengatakan, kesempatan Ramadhan adalah saat-saat para umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Mengutamakan apa yang jadi prioritas bagi kelangsungan meraih berkah dan pahala-Nya hingga ke puncak malam Lailatul Qadar.

“Insha Allah bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita bisa memanggil Allah dengan doa-doa, keyakinan dan dalam sujud kita, jadikanlah bulan Ramadhan ini bulan untuk kita Caper kepada Allah sebanyak-banyaknya,” tutupnya. (L/ara/wan/P1))

Baca Juga: Bahaya Sifat Egois

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia