Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Dai Pondok Pesantren Al-Fatah, Ustaz Wahyudi KS mengatakan, mengutip perkataan Sayyidina Ali bin Abi Tholib, kebenaran adalah orang yang menegakkan kebenaran, meskipun jumlahnya tidak banyak.
“Kebenaran adalah berkumpulnya para penegak kebenaran, walaupun sedikit. Dan Firqah itu (adalah) berkumpulnya ahli bathil (para penegak kebatilan) walaupun jumlah mereka banyak,” kata Ustaz Wahyudi dengan materi “Mewaspadai Firqoh Sesat, Menuju Khoiru Ummah” dalam Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid Al-Taqwa, Ponpes Al Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Sabtu (19/3).
Ia mengatakan, dalam hal ini Sayyidina Ali bin Abi Tholib memberikan penegasan jumlah kebenaran itu tidak harus banyak, prinsipnya adalah Al-Jamaah berpegang pada kebenaran yaitu Al-Quran dan sunnah. Sementara firqah adalah perkumpulan orang yang melakukan kebathilan, meskipun pengikutnya banyak jumlahnya.
“Contoh kriteria firqah adalah yang menyalahi/bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Dalam Rakernas MUI, 6 Nopember 2007 dikatakan, ciri-ciri mereka diantaranya adalah mengkafirkan kaum muslimin di luar kelompoknya, mengkafirkan para sahabat radliyallahu ‘anhum, tidak meyakini As-sunnah sebagai sumber hukum setelah Al-Quran, meyakini semua agama adalah benar, menyamakan Allah dengan makhluq/mujasimah, memisah-misahkan/mencerai-beraikan Islam dan Muslimin dan lain-lain,” kata Ustaz Wahyudi yang juga Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Ia menjelaskan, firqah secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya pemahaman berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk menyederhanakan kelompok, aliran, bahkan sekte.
“Jadilah khoiru ummah, sebagaimana yang disebutkan oleh ibnu katsir yaitu orang yang banyak menghafal dan menguwasai Al-Quran, paling bertaqwa, paling amal makruf dan nahi mungkar dan sering silaturrahin. InsyaAllah kita terhindar dari kesesatan,” tegasnya.
Tabligh Akbar pada Sabtu (19/3) ini merupakan bagian dari Taklim Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1443 H/2022 M yang digelar pada 13-17 Sya’ban 1443H/16-20 Maret 2022 M mengambil tema besar “Memperkuat Ukhuwah dan Ekonomi Umat Menuju Pembebasan Al-Aqsa Melalui Momentum Ramadhan”.
Tabligh Akbar yang digelar secara hybrid menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, termasuk ulama dan cendikiawan Muslim dari lima benua.
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Tablig akbar merupakan kegiatan tahunan yang digelar setiap tahunnya oleh wadah Kesatuan Umat Islam Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Kegiatan ini digelar sebagai sarana dakwah, menuntut ilmu, wadah forum silaturahim, menjalin ukhuwah dengan para ikhwan/akhwat di seluruh daerah di Indonesia, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. (L/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue