Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Da’i Lembaga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam (LBIPI) Biro Lampung Ustaz Andi Saputra, Lc., yang juga Asatidz Ponpes Al-Fatah Lampung mengatakan, ada tiga sebab mengapa di bulan Ramadhan lebih banyak orang-orang tua yang meramaikan masjid daripada para pemuda.
Hal itu dipaparkannya saat menjadi penceramah pada Taklim Syubban Gabungan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Markas II Al-Muhajirun di lingkungan Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Kamis (31/3).
Andi menjelaskan, kebanyakan ketika bulan Ramadhan yang meramaikan masjid adalah orang-orang tua, bahkan yang sudah jompo, mungkin jalan saja sulit tetapi ini nyata mengapa bisa demikina? Sebab pertama adalah karena adanya Arrohbah (Kecintaan). Orang yang merasa sudah dekat dengan ajal, maka dia akan mempunyai sifat Arrohbah, yaitu cinta kepada amalan-amalannya sehingga akan lebih banyak melakukan amalan yang dapat meringankan hisab dan menghapuskan dosa berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
“Arrohbah adalah cinta, tapi banyak yang salah mengartikan cinta, bahwa cinta sudah ada tanpa adanya proses. orang menyangka yang disebut cinta itu karena timbul begitu saja, tetapi ada karena dibuat. Kalau timbul begitu saja, maka dia akan mencintai semua orang yang dia lihat. Mengapa demikian, karena cinta itu dibuat, lantas bagaimana munculnya? yaitu dengan paksaan,” jelasnya di hadapan puluhan Syubban dan Fatayat Al-Muhajirun dan Bukit Rejo, Pesawaran.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Ia melanjutkan, dengan adanya paksaan dari dalam diri itulah yang menyebabkan kecintaan itu muncul. Paksaan itu terbentuk dengan adanya niat yang kuat sehingga apapun godaannya tidak akan berpengaruh ketika mempunyai niat yang kuat.
Sebab kedua adalah adanya Laailaaha Illallah (Tidak Ada Tuhan Selain Allah). Seseorang yang mempunyai keyakinan ini tentu akan mempunyai pemahaman Islam yang dalam, sehingga yang namanya ilmu itu tidak hanya kita mendengar kemudian faham, tetapi ilmu itu dicari, dibaca, diteliti baru kemudian diyakini.
“Maka seandainya dulu Fir’aun melakukan itu, pasti dia akan menyembah Allah, tetapi karena dia hanya paham saja, tidak diteliti dan diyakini sehingga dalam dirinya tidak timbul keyakinan tentang kalimat Laailaaha Illallah,” ungkapnya.
Kemudian sebab ketiga adalah Al-Amal (perbuatan). Andi menjelaskan, Imam Bukhari sebagai seorang Ahlul Hadits, dia mengajak sahabat-sahabatnya untuk berkumpul di masjid, membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya, jadi setiap tiga hari tiga malam ia mengkhatamkan Al-Qur’an.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Jadi melakukan sesuatu kebaikan dengan mengajak sahabat-sahabatnya tidak sendiri sehingga ada pahala lebih di dalamnya, maka para syubban mungkin ada yang rajin baca Qur’an, ajak sahabatnya kerabatnya,” katanya.
Ia menekankan, ketiga sebab itu saling berkaitan, sehingga jika hanya mengerjakan yang pertama saja, maka tidak belaku. Sehingga diharapkan para syubban fatayat punya tiga hal ini, bukan harus menunggu menua karena umur tidak ada yang tahu, sehingga perlu dipersiapkan bekal terbaik untuk menghadap Allah kelak.
“Maka sama-sama kita sebagai pemuda punya peran dan selalu aktifkan diri dalam masjid sehingga segala amal perbuatan kita selalu di jalan dan ridho Allah Subahanahu Wata’ala terlebih sama-sama kita akan memasuki bulan Ramadhan maka Syubban fatayat sekalian punya peluang besar untuk meraih ampunan dan ridha dari Allah Subahanahu Wata’ala,” tutupnya. (L/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)