Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usulan Gencatan Senjata Baru AS Lebih Untungkan Israel

Ali Farkhan Tsani - 39 detik yang lalu

39 detik yang lalu

0 Views

Pengungsi Palestina (Saudi Gazette)

Gaza, MINA – Hamas mengatakan sedang meninjau usulan terbaru AS untuk gencatan senjata baru di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, yang secara umum isinya lebuh menguntungkan pendudukan Israel.

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan usulan tersebut menguntungkan posisi Israel dan gagal memenuhi tuntutan utama Hamas, terutama komitmen Israel untuk mengakhiri perang, menarik pasukannya dari Gaza, dan mengizinkan akses bantuan tanpa batas ke wilayah tersebut.

Hal itu terjadi setelah Gedung Putih mengatakan Israel telah menerima usulan tersebut. Saudi Gazette melaporkan, Jumat (30/5).

“Respons Zionis, pada dasarnya, berarti mengabadikan pendudukan dan melanjutkan pembunuhan dan kelaparan,” kata Bassem Naim, seorang pejabat tinggi Hamas lainnya.

Baca Juga: 45 Ribu Jamaah Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa

Ia menambahkan bahwa kesepakatan yang diusulkan “tidak menanggapi tuntutan rakyat kami, yang terutama adalah menghentikan perang dan kelaparan.”

Meskipun demikian, ia mengatakan kelompok itu akan mempelajari proposal tersebut “dengan semua tanggung jawab nasional.”

Meskipun Utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff belum mengungkapkan secara terbuka isi proposal gencatan senjata, seorang pejabat Hamas dan seorang mediator Mesir mengonfirmasi elemen-elemen utama dari rencana tersebut.

Proposal tersebut dilaporkan mencakup jeda pertempuran selama 60 hari, dengan jaminan negosiasi serius menuju gencatan senjata jangka panjang dan jaminan bahwa Israel tidak akan melanjutkan permusuhan setelah sandera dibebaskan, seperti yang terjadi setelah gencatan senjata pada bulan Maret.

Baca Juga: Israel Perluas Perintah Pengungsian Paksa di Gaza Utara

Pasukan Israel akan mundur ke posisi yang mereka tempati sebelum gencatan senjata itu runtuh.

Sebagai imbalannya, Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup dan beberapa jenazah selama jeda tersebut, sebagai ganti lebih dari 1.100 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, termasuk 100 orang yang menjalani hukuman panjang karena serangan mematikan.

Kesepakatan tersebut juga akan memungkinkan ratusan truk yang membawa makanan dan pasokan kemanusiaan untuk memasuki Gaza setiap hari.

Kelompok-kelompok bantuan memperingatkan bahwa blokade Israel selama hampir tiga bulan telah membawa sebagian besar penduduk Gaza ke ambang kelaparan.

Baca Juga: Brigade Syuhada Abu Ali Mustafa Umumkan Syahidnya Osama Abed Rabbo

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa perang di Gaza tidak akan berakhir sampai semua sandera dibebaskan dan Hamas dibubarkan atau dipaksa mengasingkan diri.

Ia juga telah menyatakan bahwa Israel bermaksud untuk mempertahankan kendali keamanan tanpa batas atas Gaza dan mendukung apa yang disebutnya “emigrasi sukarela” dari sebagian besar penduduknya.

Rencana-rencana ini telah dikecam secara luas oleh warga Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional, dengan para ahli memperingatkan bahwa pemindahan paksa kemungkinan akan melanggar hukum internasional.

Hamas bersikeras bahwa mereka hanya akan membebaskan para sandera yang tersisa sebagai imbalan atas gencatan senjata yang langgeng, pembebasan lebih banyak tahanan Palestina, dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Baca Juga: Sistem Kesehatan di Gaza Utara Lumpuh Total

Kelompok tersebut juga telah menyatakan kesediaan untuk menyerahkan pemerintahan kepada sebuah komite Palestina yang independen secara politik yang bertugas mengawasi rekonstruksi. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tentara Pendudukan Israel Evakuasi Paksa Pasien dan Staf Medis RS Al-Awda di Gaza Utara

Rekomendasi untuk Anda