Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utang RI Naik 1,02 Persen Jadi Rp8.560 T per Oktober 2024

Widi Kusnadi Editor : Rendi Setiawan - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Jakarta, MINA – Posisi utang pemerintah tercatat sebesar Rp8.560,35 triliun per akhir Oktober 2024, naik 1,02 persen atau bertambah Rp86,45 triliun dibandingkan jumlah utang pada akhir September 2024 lalu.

Berdasarkan laporan APBN dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Rabu (27/11), rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 38,66 persen, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 38,55 persen.

Dalam laporannya, Kemenkeu menyatakan, rasio utang yang tercatat per akhir Oktober 2024 masih di bawah batas aman yakni 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Pemerintah mengelola utang secara cermat dan terukur untuk mencapai portofolio utang yang optimal dan mendukung pengembangan pasar keuangan domestik,” tulis Kemenkeu dalam laporan APBN Kita.

Baca Juga: Perkuat Literasi, Kemenag-Perpusnas Distribusikan 1.000 Judul Buku untuk Masjid

Terungkap pula, utang pemerintah didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang kontribusinya sebesar 88,21 persen.

Hingga akhir Oktober 2024, penerbitan SBN tercatat sebesar Rp7.550,70 triliun yang terbagi menjadi SBN domestik dan SBN valuta asing (valas).

Dalam laporan tersebut, SBN Domestik tercatat sebanyak Rp6.606,68 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp5.104,38 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp1.502,30 triliun.

Selain itu, utang pemerintah juga berasal dari pinjaman hingga akhir Oktober 2024 yang mencapai 11,79 persen atau setara Rp1.009,66 triliun.

Baca Juga: Menag: Arab Saudi Siap Prioritaskan Jamaah Haji Indonesia

Angka ini dirincikan dalam dua kategori, yakni pinjaman dalam negeri sebanyak Rp42,25 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp967,41 triliun.

Untuk pinjaman luar negeri, rinciannya yakni pinjaman bilateral sebesar Rp263,33 triliun, pinjaman multilateral Rp571,47 triliun, dan pinjaman komersial bank sebesar Rp132,61 triliun.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pilkada Serentak Hari Ini, 435.296 Ribu TPS Gelar Pencoblosan

Rekomendasi untuk Anda