Washington, MINA – Utusan AS untuk Kebebasan Beragama menyuarakan keprihatinannya atas kebebasan beragama di Prancis, karena Presiden Emmanuel Macron terus-menerus menargetkan Islam dalam ucaoan dan keputusannya.
“Saya jelas prihatin atas apa yang terjadi di Prancis,” kata Duta Besar Sam Brownback kepada wartawan ketika ditanya tentang apa yang dilakukan Macron. Daily Sabah melaporkan, Selasa (8/12).
“Situasinya bisa menjadi lebih buruk,” lanjutnya.
Prancis adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa, dan Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu setelah Katolik.
Baca Juga: Oslo Tuan Rumah Pertemuan Ketiga Koalisi Global untuk Krisis Palestina
Bulan lalu, Macron mengatakan dia tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Puluhan masjid sudah ditutup.
Hal itu yang kemudian memicu kemarahan di kalangan dunia Muslim.
Sementara Muslim Prancis menganggapnya sebagai upaya menekan agama mereka dan melegitimasi Islamofobia.
Beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Turki dan Pakistan, juga mengecam sikap Macron terhadap Muslim dan Islam.
Baca Juga: Joe Biden: Tiongkok dan Rusia Ingin AS Terjebak di Afghanistan
Berbagai protes dan boikot terhadap produk Prancis telah terjadi di seluruh dunia atas pernyataan anti-Muslim Macron. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang