New York, MINA – Kamboja menyerukan gencatan senjata segera dengan Thailand, ujar utusan negara itu untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (27/5).
Seruan disampaikan setelah kedua negara tetangga tersebut saling melancarkan serangan mematikan untuk hari kedua.
Bangkok juga mengisyaratkan keterbukaan untuk berunding. Arab News melaporkan.
Perselisihan perbatasan yang telah berlangsung lama meletus menjadi pertempuran sengit yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat pada Kamis. Dewan Keamanan PBB segera mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis tersebut pada Jumat.
Baca Juga: Demonstrasi di Berlin Desak Pemerintahannya Bantu Atasi Kelaparan Israel di Gaza
“Kamboja meminta gencatan senjata segera tanpa syarat, dan kami juga menyerukan solusi damai untuk perselisihan ini,” kata Duta Besar Phnom Penh untuk PBB, Chhea Keo, setelah pertemuan tertutup Dewan yang dihadiri oleh Kamboja dan Thailand.
Deretan serangan artileri yang terus menerus terdengar dari sisi perbatasan Kamboja pada Jumat, di mana Provinsi Oddar Meanchey melaporkan seorang warga sipil, pria berusia 70 tahun, tewas dan lima lainnya luka-luka.
Lebih dari 138.000 orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand, kata Kementerian Kesehatan. Sementara dilaporkan terapat 15 korban jiwa, 14 warga sipil dan seorang tentara, dengan 46 lainnya luka-luka, termasuk 15 tentara.
Pertempuran kembali terjadi di tiga wilayah sekitar pukul 4 pagi pada hari Jumat, kata militer Thailand, dengan pasukan Kamboja menembakkan senjata berat, artileri lapangan, dan sistem roket BM-21, sementara pasukan Thailand merespons dengan tembakan. []
Baca Juga: Presiden Kolombia Perintahkan Pencegatan Kapal Batu Bara Menuju Israel
Mi’raj News Agency (MINA)