Damaskus, 11 Jumadil Awwal 1437/20 Februari 2016 (MINA) – Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Staffan de Mistira, telah memperingatkan bahwa rencana pembukaan kembali perundingan damai Suriah pekan depanmulai 25 Februari, tidak realistis, sebab diperlukan waktu sepuluh hari untuk persiapan dan penyampaian undangan, sebuah koran Swedia melaporkan Jumat (19/2).
Staffan de Mistura was quoted as telling the Svenska Dagbladet newspaper. ">“Saya tidak realistis untk menyerukan dimulainya lagi pembicaraan Jenewa pekan depan mulai 25 Februari,” Staffan de Mistura seperti dikutip koran Svenska Dagbladet.
“Kami membutuhkan 10 hari persiapan dan menyampaikan undangan, kami akan melakukan hal ini segera,” katanya. Demikian World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu 20/2.
Sebelumnya pembicaraan tidak langsung di Jenewa antara Pemerintah Suriah dan oposisi dhentikan pada 3 Februari setelah serangan Pemeritah Suriah didukung Rusia pada kota utara Aleppo. Direncanakan perundingan akan dilanjutkan 25 Februari mendatang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kita perlu pembicaraan yang nyata tentang perdamaian, bukan hanya berbicara tentang pembicaraan,” kata de Mistura.
“Sekarang Amerika Serikat dan Rusia harus duduk dan menyepakati rencana konkret penghentian permusuhan di Suriah,” lanjutnya.
Ditanya komentarnya tentang lanjutan perundingan Suriah ini, Juru Bicara PBB yang berbasis di Markas Besar PBB di Jenewa, Michele Zaccheo, mengatakan kepada wartawan: “Saya tidak dapat mengkonfirmasi kepada Anda, utusan khusus yang menangani masalah ini.” (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza