Washington, MINA – Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dijadwalkan mengunjungi Jalur Gaza pada Jumat (1/8), memantau langsung lokasi distribusi bantuan makanan bagi warga sipil yang terdampak krisis kemanusiaan berkepanjangan di wilayah tersebut.
Witkoff akan didampingi oleh Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, dalam kunjungan yang digambarkan sebagai langkah konkret pemerintahan Trump dalam memastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan dengan aman dan efektif.
“Presiden Trump ingin memastikan setiap bantuan yang dikirim benar-benar sampai ke tangan warga yang kelaparan. Ini bukan sekadar misi politik, tapi tanggung jawab kemanusiaan,” ujar Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya Gedung Putih dalam menanggapi laporan kelaparan massal dan kekacauan di titik-titik distribusi bantuan yang telah menewaskan puluhan orang dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Presiden Finlandia Siap Akui Negara Palestina, Tunggu Usulan Resmi Kabinet
Rombongan utusan AS akan mengunjungi sejumlah pusat distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang didukung oleh AS dan Israel. Di lokasi tersebut, Witkoff akan menilai efektivitas distribusi dan mendengarkan langsung keluhan warga.
Kondisi di Gaza terus memburuk. Dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya 91 orang dilaporkan tewas akibat kericuhan saat berebut bantuan makanan. Banyak dari korban adalah perempuan dan anak-anak yang mencoba mengakses kebutuhan dasar di tengah blokade yang masih berlangsung.
Setelah kunjungan tersebut, Witkoff dijadwalkan menyampaikan laporan langsung kepada Presiden Trump di Washington. Laporan itu akan menjadi dasar untuk menyusun strategi distribusi baru dan potensi intervensi diplomatik AS yang lebih luas di kawasan.
Sebelum ke Gaza, Witkoff telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem pada Kamis (31/7). Keduanya membahas perkembangan situasi di Gaza, mekanisme distribusi bantuan, serta kemungkinan dibukanya jalur kemanusiaan baru.
Baca Juga: Faksi-Faksi di Gaza Sambut Baik Deklarasi New York tentang Negara Palestina
Media Israel melaporkan bahwa pertemuan berlangsung dalam suasana serius dan fokus pada dua hal: jaminan keamanan distribusi bantuan serta prospek gencatan senjata jangka pendek guna memfasilitasi akses kemanusiaan.
Krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza telah memicu respons dari berbagai negara. Pemerintah Kanada, Irlandia, dan Norwegia menyerukan penyelidikan independen atas kekerasan dalam distribusi bantuan.
Sementara itu, sejumlah negara Eropa tengah mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina sebagai bentuk tekanan diplomatik terhadap Israel.
Presiden Trump, meski dikenal dekat dengan Israel, dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan sikap lebih terbuka terhadap solusi dua negara. Langkah ini dinilai sebagai penyesuaian kebijakan luar negeri menjelang pemilu AS 2026, sekaligus merespons tekanan komunitas internasional atas krisis Gaza.[]
Baca Juga: Hamas: Perlawanan dan Persenjataan Merupakan Hak Nasional
Mi’raj News Agency (MINA)