Utusan Palestina untuk OKI: Saatnya Inggris Akui Negara Palestina

Salah satu pertemuan OKI (Akipress News Agency)

Jeddah, MINA – Utusan Palestina untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Mahir Karaki menegaskan, sekarang saatnya Inggris mengakui negara Palestina, sebagai kelanjutan “janji yang belum selesai” dari Deklarasi Balfour.

Berbicara dalam pertemuan gabungan kantor-kantor berita negara-negara anggota (UNA), Karaki mengatakan, pemerintah Inggris telah memutuskan untuk “menandai seratus tahun Balfour dengan bangga”. Kantor Berita Palestina Wafa melaporkan.

Dia melanjutkan, “Pada saat yang sama, Inggris mempertahankan komitmennya dan dukungan untuk solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina”.

“Tampaknya bahwa satu-satunya cara yang masuk akal dan dapat dipercaya untuk dilakukan Inggris adalah bergabung dengan 138 negara yang mengakui Negara Palestina,” ujarnya.

Baca Juga:  Fokus ke Libanon, Netanyahu Isyaratkan Akhiri Perang di Gaza

Karaki mencatat, Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya pada sidang Majelis Umum PBB ke-72, menuntut agar pemerintah Inggris mengambil langkah untuk memperbaiki ketidakadilan sejarahnya dengan meminta maaf kepada orang-orang Palestina, memberi kompensasi dan mengakui Negara Palestina dengan Perbatasan 1967.

Sementara itu, Sekjen OKI, Yousef Al-Othaimeen, mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas perayaan seratus tahun Balfour, dan mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan posisi yang konstruktif dan menjunjung tinggi tanggung jawab historis, politis dan moral untuk mengakhiri pendudukan Israel.

Langkah seperti itu penting untuk memungkinkan rakyat Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut, termasuk hak untuk mendirikan negara merdeka dengan Al-Quds sebagai ibukotanya, lanjutnya.

Baca Juga:  Hizbullah Hujani Militer Israel 40 Rudal di Galilea

Karaki mengatakan, konsekuensi yang menghancurkan dari deklarasi bencana ini masih terus berlanjut sampai hari ini, dan “memaksa banyak orang Palestina terusir dan terbuang, menyebabkan aneksasi dan perampasan tanah Palestina, yang mengakibatkan bencana Nakba tahun 1948 dan kelanjutan permukiman ilegal.”

Dia menunjukkan bahwa ketidakadilan dan penderitaan berat yang diderita orang-orang Palestina sampai saat ini adalah konsekuensi langsung dari janji bencana Balfour yang menjadikan Israel memiliki kekuatan pendudukan dengan mengorbankan rakyat Palestina.

“Orang-orang Palestina telah mengalami satu abad ketidakadilan, pengusiran, dan penolakan yang terus berlanjut sebagai akibat dari deklarasi tersebut. Bukankah sudah waktunya bagi rakyat Palestina, setelah bertahun-tahun, untuk hidup dalam martabat, kebebasan dan kedaulatan?” ujarnya mempertanyakan. (T/RS2/B05)

Baca Juga:  Sebanyak 30.000 Jamaah Shalat Jumat di Masjidi Al Aqsa

Mi’raj News Agency (MINA)