New York, 5 Rajab 1437/12 April 2016 (MINA) – Utusan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Senin (11/4) mengatakan, Damaskus adakan putaran perundingan berikutnya di Jenewa yang bertujuan untuk mengakhiri perang ke lima tahun negara itu dan akan “sangat penting”.
“Tahap berikutnya pembicaraan di Jenewa ‘sangat penting’ sebab kita akan fokus secara khusus pada transisi politik, pemerintahan dan prinsip-prinsip konstitusional,” kata Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem.
“Kami berharap agar mereka konstruktif dan kami merencanakan untuk membuat hasil pembicaraan tersebut konkret,” kata utusan itu, sebagaimana World Bulletin mecalaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pembicaraan kembali di Jenewa dijadwalkan pada 13 April, bertujuan mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 270.000 orang dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka karena meletus pada Maret 2011.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada Desember lalu yang membuka jalan bagi pembicaraan damai dan menyerukan pemilu di Suriah yang akan diselenggarakan 18 bulan setelah pemerintahan transisi disepakati.
Nasib Presiden Bashar al-Assad belum ditentukan, namun pihak oposisi menegaskan, Assad dapat memainkan peran dalam pemerintahan transisi di masa depan, dan rezim pemilih harus memutuskan nasibnya.
Menurut Kantor Berita SANA, Muallem menegaskan, delegasi pemerintah siap untuk mengikuti pembicaraan damai putaran berikutnya.
Muallem menegaskan kembali dalam pertemuannya dengan De Mistura, “posisi dan komitmen Suriah untuk berdialog demi mencari solusi politik, tanpa pra-kondisi.”
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sementara itu, De Mistura mengatakan, ia juga telah membahas dengan Muallem gencatan senjata yang rapuh di Suriah sejak 27 Februari.
“Kami melakukan pembahasan penting untuk tetap menjaga, mempertahankan, memelihara dan mendukung penghentian permusuhan yang rapuh itu meski saat terjadi insiden-insiden,” katanya.
Gencatan senjata, yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Rusia, tidak mencakup kelompok ISIS dan Nusra Front yang berafiliasi kepada Al–Qaeda.
De Mistura dan Muallem juga membahas akses bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung, kata utusan itu.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Dia juga menjanjikan untuk menerjunkan bantuan pertama Program Pangan PBB hari Ahad (10/4) di Deir Ezzor timur Suriah, dimana 200.000 orang hidup di bawah kepungan kelompok militan ISIS. (T/P002/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan