Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utusan PBB Peringatkan Terhadap Intervensi Militer Di Libya

kurnia - Rabu, 2 Maret 2016 - 23:04 WIB

Rabu, 2 Maret 2016 - 23:04 WIB

219 Views ㅤ

Wakil Utusan PBB) ke Libya, Ali al-Zaatari (Foto : MEMO)
Wakil Utusan PBB) ke Libya, Ali al-Zaatari (Foto : MEMO)

Wakil Utusan PBB untuk Libya Ali Al-Zaatari. (Foto : dok. MEMO)

Tripoli, 23 Jumadil Awal 1437/2 Maret 2016 (MINA) – Wakil Utusan PBB untuk Libya Ali Al-Zaatari mengatakan, intervensi militer asing di Libya hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan di negara yang dilanda perang itu.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Zaatari mengatakan, krisis Libya tampaknya memburuk.

“Setiap intervensi militer atau pertempuran internal di dalam wilayah Libya akan memperburuk situasi kemanusiaan di sana, ini berarti perpindahan lebih dan kehancuran lebih,” katanya. Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (2/3) .

Zaatari yang juga Koordinator Kemanusiaan PBB mengatakan, lebih dari dua juta orang yang berada di Libya membutuhkan bantuan makanan.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

“Ada 435.000 orang pengungsi di dalam wilayah Libya, 250.000 sebagian besar imigran atau pengungsi dari negara tetangga, bersamaan dengan lebih dari 2,4 juta orang yang memerlukan makanan dan pelayanan kesehatan,” tegasnya.

Pejabat PBB  itu melanjutkan, antara 650.000 sampai 850.000 warga Libya membutuhkan pelayanan air minum bersih.

“Ada krisis kemanusiaan yang memburuk, terutama di provinsi Benghazi,” katanya.

Zaatari mengatakan, kurangnya sumber daya keuangan menghambat upaya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Libya.

Baca Juga: Kelompok Pro Palestina di Prancis Rencanakan Aksi Protes di Pembukaan Olimpiade Paris 2024

“Bagaimana kita bisa bertindak dalam situasi keuangan di mana kami hanya menerima 4.400.dollar ketika jumlah yang diperlukan adalah sekitar 166.000 dollar,” tambahnya.

Libya tetap dalam keadaan kacau sejak 2011, ketika pemberontakan berdarah berakhir dengan kematian orang terkuat Libya, Muammar Gaddafi.

Sejak itu, perpecahan politik mencolok di negara Libya dan telah menghasilkan dua kursi pemerintahan yang saling berseteru, satu di Tobruk dan lainnya di ibukota Tripoli. (T/P002/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Baca Juga: Ratusan Aktivis Yahudi Amerika Serukan Negaranya Embargo Senjata ke Israel

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Internasional
Internasional