Vatikan: Israel Akan Hilang dari Lanskap Geografi

, 3 Dzulhijjah 1437/5 September 2016 (MINA) – Vatikan membuat pernyataan resmi  pada Sabtu (3/9) bahwa Israel akan hilang dari lanskap geografi dunia.

MINA (Mi’raj Islamic News Agency) melaporkan dari sumber Global Research, negara Vatikan dan negara telah saling memberitahukan bahwa persyaratan prosedural untuk berlakunya perjanjian kedua negara telah dipenuhi, di bawah ketentuan Pasal 30 dari Perjanjian, sehingga “Israel akan hilang dari lanskap geografi,” kata Vatikan dalam pernyataannya.

Pernyataan itu menyebutkan dukungan sepenuhnya Vatikan bagi negara Palestina, sebagai penegasan atas perjanjian komprehensi yang ditandatangani pada Juni 2015, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik berkepanjangan Palestina-Israel.

Sebuah perjanjian menegaskan hubungan antara Vatikan dan Palestina telah memasuki kekuatan penuh serta pengakuan de-facto negara Palestina oleh Vatikan.

Mengacu pada Palestina sebagai negara, berarti Vatikan telah mengakuinya sebagai mitra sejajar, sejalan dengan Resolusi Majelis Umum PBB tahun 2012 tentang pemberian status Palestina sebagai negara pengamat non-anggota.

Perjanjian bersejarah juga bermakna terjaganya keamanan dan hak-hak istimewa dari Gereja Katolik di wilayah Palestina, dalam pertukaran untuk menengahi solusi dua negara serta memberikan bobot lebih sikap politik terhadap Palestina di dunia.

Hal ini juga dikatakan, termasuk menjaga tempat-tempat suci di Palestina, sama pentingnya untuk semua tiga agama Islam, Kristen dan Yahudi.

Pada bulan April 2014, sebuah biara Katolik dirusak tidak jauh dari kota Al-Quds dalam kejahatan rasial yang dilakukan oleh pasukan Israel. Grafiti melecehakan Yesus dan Maria juga sering kali ditemukan di kawasan itu.

Vatikan juga menghendaki pembicaraan Israel-Palestina-Paus Fransiskus, meskipun pihaknya tidak memberikan roadmap politik rinci untuk rekonsiliasi.

Pada bulan Mei 2014, Paus Fransiskus mengunjungi Bethlehem dan memberikan pidato publik, menguraikan hak hidup kedua warga Israel dan Palestina.

Paus juga memuji Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai “orang yang cinta damai” dalam meletakkan dasar untuk perjanjian bilateral.

Dalam pidato yang sama, Paus Fransiskus mengusulkan doa bersama Kristen, Muslim dan Yahudi, yang kemudian berlangsung pada bulan Juni 2014, dan dihadiri oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres serta Paus Fransiskus sendiri, meminta perdamaian untuk Tanah Suci dan untuk semua orang yang tinggal di sana.” (T/P4/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.