Malaysia, 7 Ramadhan 1434/ 14 Juli 2013 (MINA) – Duta Besar Vatikan menghadapi panggilan untuk menutup Tahta Suci kedutaan setelah dirinya menyatakan dukungannya terhadap Gereja Katolik setempat yang memicu kemarahan Muslim Malaysia karena menggunakan Allah untuk menggambarkan Tuhan mereka.
“Kami memprotes keras pernyataan yang dibuat oleh Uskup Agung Marino,” kata Presiden Jati Datuk Hasan Ali dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, sebuah media online melaporkan pada Ahad (14/7).
Menurut Ali, Diplomat itu telah menyalahgunakan kebebasan dengan mengganggu urusan negara sebagaimana yang dilansir oleh Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency (MINA).
“Dia hanya berada di sini selama satu setengah bulan dan ia telah banyak menarik perhatian. Apa lagi dua tahun?”
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Ali mengomentari pernyataan Uskup Agung Joseph Marino pada Kamis bahwa lembar fakta yang disajikan oleh Federasi Kristen Malaysia (CFM) pada penggunaan kata “Allah” adalah masuk akal dan logis.
Dukungan yang terbuka untuk masalah tersebut telah besar. Kelompok hak asasi Melayu mengritik komentar utusan Vatikan dan menuntut permintaan maaf langsung dalam waktu tujuh hari agar ia akan dihentikan dalam jabatannya.
“Pertama, kita mengritik pernyataannya. Kedua, ia memiliki tujuh hari untuk menarik kembali pernyataannya,” kata Presiden Datuk Ibrahim Ali. Datuk Ibrahim Ali melanjutkan “Ketiga, jika ia tidak melakukannya, kami akan mendesak pemerintah untuk menutup kedutaan dan memaksa ia pergi,” katanya.
“Dia harus menarik kata-katanya,” sebagaimana yang dilansir oleh Insider Malaysia. Agama dan bahasa merupakan isu sensitif di Malaysia, yang mengalami kerusuhan ras mematikan pada 1969.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Penggunaan kata “Allah” dalam publikasi Kristen dalam bahasa Melayu lokal telah menjadi isu kontroversial di Malaysia. Pemerintah Malaysia telah melarang Katolik menggunakan kata tersebut dalam publikasi Kristen.
Perdebatan tersebut mencuat kembali bulan lalu ketika Partai Aksi Demokratik (DAP), Sekretaris Jenderal Lim Guan Eng menyerukan orang Kristen untuk menggunakan kata Allah dalam Alkitab berbahasa Melayu.
Toleransi Beragama
Komentar tersebut juga menimbulkan kritik pemerintah, melihat mereka sebagai ancaman toleransi beragama di negeri ini. “Toleransi beragama di negara ini harus diperhitungkan ketika mengeluarkan pernyataan yang bisa ditafsirkan sebagai mengganggu keharmonisan ras di Malaysia,” kata Datuk Seri Jamil Khir Baharom dari Departemen Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/7).
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Ketua Yayasan Nassar Nasharudin Mat Isa kemarin juga mendesak Marino untuk menarik kembali pernyataannya, seperti masalah penggunaan kata Allah karena hal ini bersifat sensitif.
LSM Muslim telah menuntut bahwa Kementerian Hubungan Luar Negeri untuk memperingatkan Marino, agar mencabut pernyataannya. “Marino harus belajar untuk memahami sensitivitas bangsa ini dan untuk tidak mengganggu urusan internal negara ini.”
Malaysia memiliki populasi hampir 26 juta, dengan orang Melayu, sebagian besar umat Islam, membentuk hampir 60 persen. Kristen, termasuk penduduk Katolik hampir 800.000, membentuk sekitar 9,1 persen dari populasi. Buddha dan Hindu merupakan 19,2 dan 6,3 persen dari populasi masing-masing.(T/P08/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan