Viral Foto Gadis-Gadis Kecil Suriah Berjuang Hidup di Reruntuhan

Foto viral tiga gadis kecil Suriah yang berjuang hidup di dalam himpitan reruntuhan rumahnya di kota Ariha, provinsi Idlib, Suriah. (Foto: Bashar Al-Sheikh/SY24)

Sebuah gambar kehancuran dan tragedi dari yang tercabik menjadi viral di media sosial pekan ini. Gambar tersebut menunjukkan tiga gadis kecil Suriah yang tertutup debu, terperangkap dalam puing-puing bangunan.

Tampak kakak menarik kemeja hijau adiknya yang tubuhnya menggantung di tebing reruntuhan rumahnya.

Sementara di atasnya beberapa jarak di atas puing-puing, seorang lelaki – ayah gadis-gadis itu – menamparkan tangannya ke dahinya, mulutnya ternganga ketakutan atau melepaskan jeritan saat melihat kondisi mereka.

Gambar itu diambil pada hari Rabu oleh Bashar Al-Sheikh, seorang fotografer yang bekerja untuk situs berita lokal Suriah SY24, hanya beberapa saat setelah serangan udara menghantam kota Ariha di Idlib.

Wilayah itu adalah benteng terakhir yang dikuasai oposisi Suriah dan tiga juta warga sipil yang tinggal di sana menderita operasi pengeboman udara brutal oleh pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia sejak akhir April.

Dr Ismail yang merawat korban di rumah sakit terdekat mengatakan kepada AFP, dari tiga gadis yang ada di foto itu, satu meninggal dan dua berjuang untuk tetap hidup.

Dokter mengatakan, Riham Al-Abdullah berusia lima tahun, kakak yang berjuang menarik adik perempuannya, meninggal tak lama setelah serangan udara hari Rabu (24/7).

Adik perempuannya yang berusia tujuh bulan, Touka, yang terlihat menggantung di puing-puing, dirawat intensif setelah menderita luka di kepalanya.

“Dia telah menerima bantuan pernapasan selama 24 jam”, kata Dr Ismail. Ia menambahkan bahwa kondisinya stabil.

Sementara Dalia, saudara perempuan ketiga dalam foto itu, stabil setelah menjalani operasi dada, kata dokter lain di fasilitas yang sama.

Riham adalah bagian dari keluarga beranggotakan delapan orang, yang terdiri dari dua orang tua dan enam saudara perempuan.

Riham Al-Abdullah (belakang) meninggal tak lama setelah kejadian. Dalia (depan) dan Touka (hijau) bertahan hidup. (Foto: Bashar Al-Sheikh/SY24)

Selain gadis berusia lima tahun itu, ibunya dan saudara perempuan lainnya yang tidak ditunjukkan dalam foto juga meninggal setelah serangan udara itu.

Anak perempuan lainnya, Rowane, meninggal pada hari Jumat (26/7) karena luka yang diderita di dada dan perutnya.

Setelah serangan udara itu, seorang pekerja penyelamat bernama Tawfik Kattan sedang menarik orang-orang dari bawah reruntuhan.

Setelah mengevakuasi salah satu korban, ia kembali ke gedung yang rusak.

“Ketika saya kembali, saya terkejut menemukan bahwa, sayangnya, gadis-gadis itu telah meninggal,” katanya, merujuk pada para saudara perempuan tersebut.

Ofensif pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia seolah-olah bertujuan mengalahkan kelompok-kelompok oposisi yang mengendalikan bagian mayoritas provinsi, tetapi warga sipil di Idlib telah menanggung beban kekerasan, padahal wilayah itu seharusnya dilindungi oleh gencatan senjata yang ditengahi oleh Turki dan Rusia akhir tahun lalu.

Lebih dari setengah populasi provinsi – sekitar 1,5 juta – telah meninggalkan rumah mereka ke tempat lain di negara itu.

Setidaknya 330.000 orang telah mengungsi di Idlib dan lebih dari 30 fasilitas medis telah diserang di provinsi itu sejak serangan pemerintah dimulai pada April lalu.

Organisasi HAM Save the Children mengatakan, jumlah anak yang terbunuh di Idlib selama empat pekan terakhir telah melebihi jumlah yang terbunuh di wilayah yang sama sepanjang tahun lalu. (AT/RI-1/B05)

Sumber: The New Arab

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.