Liverpool, MINA – Imam Adam Kelwick (41) menjadi viral di Inggirs dan dunia setelah foto dan beritanya yang menunjukkan dia memeluk hangat seorang demonstran sayap kanan di depan masjid tertua di Liverpool, termasuk memberi makanan kepada mereka yang menentang umat Islam.
Adam yang merupakan imam di Masjid Abdullah Quilliam memutuskan bertemu dengan sekelompok 50 demonstran sayap kanan yang mendatangi masjid pada Jumat malam (2/8), seiring dengan merebaknya kerusuhan di Inggris.
Dikutip dari Metro.co.uk pada Selasa (6/8), Adam memutuskan untuk berinteraksi dengan para pengunjuk rasa dan mendengarkan mereka, karena menurutnya terkadang orang-orang “hanya ingin didengar.”
“Saya punya keluarga. Saya punya tagihan dan tertekan. Keluarga Saya dan Saya sangat terdampak oleh pembunuhan gadis-gadis kecil ini di Southport. Hati kami juga hancur,” katanya kepada Metro pada keesokan harinya.
Baca Juga: Konferensi di Kuala Lumpur Bahas Dukungan Asia untuk Palestina
Itu terjadi setelah kerusuhan nasional dipicu oleh penusukan terhadap anak-anak kecil di klub dansa Taylor Swift di Southport, di mana tiga gadis berusia antara 6-9 tahun tewas.
Adam memiliki pengalaman berinteraksi dengan anggota sayap kanan, termasuk English Defence League, yang terlibat dalam beberapa kerusuhan yang terjadi di seluruh Inggris.
Ia bekerja dengan Light Foundation, yang menyelenggarakan acara terbuka dengan orang-orang yang memiliki kekhawatiran tentang komunitas Muslim untuk berdialog terbuka tentang Islam.
Dia menceritakan tentang momen saat dirinya menghubungi seorang pria yang memprotes masjidnya sendiri.
Baca Juga: Erdogan Seru Dunia Islam Bersatu Lawan Genosida Israel di Gaza
“Jembatan yang menakjubkan dibangun. Kami berjabat tangan dengan orang-orang, kami memeluk orang-orang, kami membagikan makanan kepada orang-orang. Kami juga bertukar nomor telepon dan berjanji untuk mengatur acara di masjid untuk berdiskusi lebih lanjut,” katanya.
“Semoga interaksi indah yang terjadi tadi malam dapat dilanjutkan,” katanya.
Adam mengatakan, ia yakin sebagian besar orang yang pergi ke protes ini marah dan muak. Mereka berjuang dalam hidupnya, baik itu dengan biaya hidup, NHS, atau ketakutan mendengar cerita tentang ‘Muslim yang mengambil alih’.
Menurut Adam rumusnya sederhana: “Mengakui bahwa kita semua manusia. Kita semua berbagi masalah yang diangkat orang-orang, dan semakin banyak kita dapat berkomunikasi satu sama lain.”
Baca Juga: Kemenag Aceh Gelar Festival Seni, Seminar Budaya Islam
Bahkan ketika kerumunan lebih dari 50 pengunjuk rasa ‘sayap kanan’ datang ke masjidnya, Adam mengatakan bahwa kerumunan yang lebih besar jumlahnya datang untuk mendukung masjid.
“Ada banyak kekhawatiran di masyarakat dan juga banyak ketakutan. Banyak orang saling berkirim pesan dan mengatakan untuk tinggal di rumah dan jangan meninggalkan rumah mereka,” katanya.
“Jadi, melihat banyaknya orang yang datang untuk benar-benar mendukung masjid, itu sangat kuat. Namun, ini Liverpool, ini tempat yang cukup unik dan inilah yang terjadi,” katanya lagi.
Adam menambahkan, mereka menyadari bahwa banyak orang yang islamophobia.
Baca Juga: Khamaeni Istruksikan Negaranya Kembali Serang Israel
“Alasan mereka memiliki ketakutan itu adalah karena mereka benar-benar khawatir. Apakah kekhawatiran itu didasarkan pada informasi yang salah atau ketidaktahuan, itu pertanyaan lain. Namun, Anda perlu membuka jalur komunikasi,” tegasnya.
Masjid Abdullah Quilliam adalah masjid tertua di negara itu, telah berdiri selama lebih dari 100 tahun dan didirikan oleh seorang pria Inggris.
Adam menunjukkan bahwa ketika masjid tersebut diserang beberapa dekade lalu, pendiri Abdullah Quilliam – seorang pria Inggris yang masuk Islam – membuka pintu masjid dan mengundang orang-orang untuk makan dan menyelesaikan masalah mereka.
“Itulah bagian inti dari masjid saat ini,” kata Adam.
Baca Juga: AS, Inggris Lancarkan Serangan Udara Baru di Hudaydah Yaman
“Jangan protes terhadap kami. Proteslah bersama kami. Kekhawatiran Anda juga merupakan kekhawatiran kami, baik itu geng, terorisme, dan ekstremisme,” katanya. “Jangan hanya meneriakkannya, mari kita bersatu dan bergabung serta secara aktif melakukan apa pun yang diperlukan untuk mulai menangani masalah ini.”
Georgie Laming, Direktur Kampanye di Hope Note Hate mengatakan kepada Metro, meskipun sebagian besar perhatian pekan ini tertuju pada kerusuhan sayap kanan di seluruh negeri, yang tidak dapat diabaikan adalah aksi perlawanan dan solidaritas masyarakat yang kuat.
Dari masyarakat yang berkumpul di Liverpool untuk menentang kelompok sayap kanan, selain seorang Imam setempat yang membagikan makanan untuk melawan para pengunjuk rasa, ada pula penggemar Taylor Swift yang mengumpulkan donasi lebih dari £300.000 untuk biaya rumah sakit anak-anak di dekat Southport, dan para wanita pemberani yang menentang kelompok sayap kanan dengan plakat yang mempromosikan harapan, bukan kebencian.
“Namun, kita tidak boleh membiarkan masyarakat mengatasi kebencian dan intoleransi sendirian. Pemerintah sangat perlu mengembangkan Strategi Aksi Kohesi Masyarakat yang baru untuk membangun ketahanan masyarakat dan mendorong masyarakat yang lebih kohesif,” kata laming. []
Baca Juga: Liga Arab akan Adakan Pertemuan Darurat Terkait UNRWA
Mi’raj News Agency (MINA)