Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wabah Chikungunya Meluas di China Selatan, Lebih dari 7.000 Terinfeksi

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Nyamuk penyebab penyakit Chikungunya.(Foto: X)

Guangdong, MINA – Otoritas kesehatan China melaporkan lonjakan signifikan kasus chikungunya di Provinsi Guangdong, dengan lebih dari 7.000 infeksi tercatat sejak awal Juli 2025. Kota Foshan menjadi wilayah yang paling terdampak dalam wabah yang memicu kekhawatiran publik akan kembalinya kondisi darurat kesehatan seperti awal pandemi COVID-19.

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, jenis yang juga dikenal sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Zika.

Pemerintah kota Foshan telah memberlakukan sejumlah langkah pencegahan luar biasa, seperti fogging intensif, karantina terbatas di area padat kasus, serta kampanye edukasi publik. Langkah-langkah tersebut mengingatkan publik pada kebijakan keras yang diterapkan China saat menghadapi pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

Sebagai catatan, wabah COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Pemerintah Tiongkok saat itu menerapkan strategi “Zero-COVID” dengan kebijakan lockdown, pengujian massal, dan pembatasan ketat mobilitas.

Baca Juga: Israel Langgar Konvensi Genosida di Gaza, Akui Presiden J Street

Kebijakan tersebut terbukti mampu menekan laju penularan, namun berdampak besar terhadap sosial dan ekonomi nasional. Setelah dua tahun pembatasan ketat, China mulai melonggarkan aturan tersebut pada akhir 2022.

Kini, dengan mewabahnya chikungunya, sejumlah warga menyuarakan kekhawatiran akan kembalinya pembatasan serupa jika penyebaran tidak dapat dikendalikan. Media lokal menyebutkan bahwa sebagian rumah sakit di Guangdong telah meningkatkan kesiapsiagaan, sementara otoritas provinsi menyerukan kepada masyarakat untuk membersihkan lingkungan dari genangan air dan tempat berkembang biaknya nyamuk.

Chikungunya biasanya menimbulkan gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi hebat, ruam kulit, dan kelelahan yang bisa berlangsung berminggu-minggu. Meskipun jarang berakibat fatal, penyakit ini bisa melumpuhkan aktivitas dan membebani layanan kesehatan jika mewabah secara masif. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Afsel Desak Banyak Negara Akui Palestina

Rekomendasi untuk Anda