Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wabah Penyakit Tropis di Australia Tewaskan 31 Orang, Melioidosis Jadi Ancaman Serius

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 59 detik yang lalu

59 detik yang lalu

1 Views

Ilustrasi penyakit melioidosis (Foto: NPR)

Queensland, MINA – Sedikitnya 31 orang dilaporkan meninggal dunia sepanjang tahun 2025 di Australia utara akibat wabah penyakit tropis melioidosis, yang dipicu oleh hujan lebat dan banjir di wilayah tersebut.

Menurut laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Rabu (14/5), Departemen Kesehatan Queensland mencatat empat kasus baru dalam sepekan terakhir, masing-masing satu kasus di Townsville dan tiga di Cairns.

Dengan penambahan ini, jumlah total kasus melioidosis yang terkonfirmasi di negara bagian tersebut sepanjang tahun ini mencapai 221 kasus. Kematian terbaru dilaporkan terjadi pekan lalu di Queensland.

Melioidosis adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei, yang biasa ditemukan di tanah dan air tanah di wilayah tropis, seperti Australia utara dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Di Forum Parlemen OKI, Parlemen Gambia Serukan Pendidikan Islam dan Representasi Perempuan

Bakteri ini bisa menyebar ke manusia melalui luka terbuka, menghirup udara yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan tanah dan air tercemar—terutama setelah hujan deras.

Hujan deras dan banjir yang memecahkan rekor melanda Townsville, Cairns, dan sekitarnya pada bulan Februari, menyebabkan penyebaran bakteri lebih luas dan meningkatkan risiko infeksi.

Namun, ada kabar baik dari perkembangan terakhir. Direktur Kesehatan Masyarakat Townsville, Dr. Steven Donohue, menyatakan bahwa jumlah kasus mulai menurun seiring dengan membaiknya cuaca.

“Sejauh yang kami lihat, wabah yang terjadi tahun ini mungkin sudah berakhir,” ujarnya.

Baca Juga: Yaman Kembali Luncurkan Rudal Balistik ke Bandara Israel

Melioidosis kerap disebut sebagai “penyakit yang terlupakan” karena kurang dikenal publik, meskipun memiliki angka kematian yang tinggi jika tidak ditangani secara tepat. Masyarakat di daerah rawan diimbau untuk lebih waspada, terutama saat musim hujan dan setelah terjadinya banjir.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Demonstrasi pro-Palestina Warnai Kunjungan Menlu Israel ke Jepang

Rekomendasi untuk Anda