Lampung Selatan, 28 Dzulhijjah 1436/12 Oktober 2015 (MINA) – Umat Islam adalah satu-kesatuan. Demikian disampaikan oleh Wahyudi KS. M.Ag pada Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Niyabah Natar di Masjid Nurussalam, Tanjung Baru, Negararatu, Lampung Selatan, Senin. (12/10).
“Muslim tidak dipisahkan dari bangsa dan negara, warna kulit dan bahasa, di mana saja umat Islam berada, selama kita mengahadap kiblat yang satu, mengimani kitab dan Rasul yang satu, yaitu Nabi Muhammad SAW, maka kita semua bersaudara, “ ujarnya.
Menurutnya, Rasulullah Shallallahu A’alaihi Wa Sallam sangat merindukan saudaranya, sampai sangat ingin berjumpa.
“Aku menghendaki dan aku ingin berjumpa dengan saudara-saudaraku. Maka berkata sahabat Nabi SAW; Bukankah kami adalah saudaramu Wahai Rasul? Beliau bersabda: Kalian semua adalah sahabatku, tapi saudaraku adalah mereka yang beriman kepadaku padahal mereka belum pernah berjumpa denganku,” ujarnya menerangkan sebuah Hadits Rasulullah.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Berdasarkan penggalan hadist di atas, Wahyudi mengatakan bahwa semua umat Islam memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi saudara Rasulullah.
“Persaudaraan dalam iman bukan seperti persaudaraan biasa dan dapat disejajarkan sebagai saudara sekandung. saudara sekandung bisa terputus karena beda agama. Tetapi persaudaraan karena iman tidak akan bisa terputus karena beda nasab, “ terangnya.
“Ada tiga ciri persaudaran dalam iman berdasarkan QS 9:11. Mereka adalah yang bertaubat dengan penuh penyesalan, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Ketiga ciri itulah yang termasuk saudara dalam iman.”. Ujar Wahyudi.
Dalam kesempatan ini, Wahyudi menjelaskan agar umat Islam kembali ke jalan kebenaran dan istiqamah karena Allah, menunaikan shalat di awal waktu, khusyuk dan tuma’ninah dala shalat, memakmurkan masjid dan menunaikan zakat sebagai wujud iman kepada Allah, Karena menurutnya, peluang untuk menjadi Saudara Rasul yang sesungguhnya terbuka lebar agar kita bisa menjadi umat yang dirinduinya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Selain itu, Wahyudi mengajak agar kita membiasakan untuk menghisab diri sendiri sebelum kita dihisab di hari akhir.
“Hisablah dirimu sebelum kita dihisab di yaumil qiyamah nanti. Jika kita terbiasa menghisab diri dan melakukan intropeksi dan mawas diri, Inshaa Allah hisab kita akan diringankan kelak.”. Katanya.
Sebelum mengakhiri tausiyyah-nya, Wahyudi berpesan agar umat Muslim bersatu pada tali agama Allah supaya terwujud ukhuwwah islamiyyah yang kokoh, demi terwujudnya persatuan dan persaudaraan sebagai dasar tegapnya ruh hidup berjama’ah.(L/ctr/K08/P2)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas