Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation & Koordinator Rally “Today I am a Muslim too”
“This is what America looks like”.
Itulah penggalang kata-kata saya pada pidato pembukaan rally ‘Today I am a Muslim too’ (hari ini saya juga Muslim). Betapa tidak, rally yang saya berani menyatakan sebagai “an historic” (bersejarah) itu dilakukan di jantung kota New York. Kota yang sering dijuluki sebagai ‘capitol of the world’ (ibukota dunia).
Bersejarah karena diinisiasi oleh tiga pelaku ‘hubungan antar agama’. Saya sendiri sebagai Imam yang memang sejak dua dekade terakhir telah mendedikasikan hidup membangun relasi dan kerjasama yang baik dengan semua masyarakat agama dan non agama di Amerika Serikat. Rabbi Marc Schneier adalah seorang pemimpin Yahudi yang dalam 10 tahun terakhir mendedikasikan dirinya membangun hubungan antara Yahudi dan Muslim. Sementara Russell Simmons adalah raja hiphop dan seorang tokoh di komunitas Hollywood yang berpengaruh dan sangat aktif dalam membela hak-hak sipil masyarakat yang termarjinalkan.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Selain itu bersejarah karena rally tersebut berhasil menghadirkan minimal 7.000 peserta, mayoritas non Muslim dengan slogal ‘hari ini saya juga adalah seorang Muslim’. Lebih seratusan pimpinan agama dari berbagai latar belakang, pemerintah New York termasuk Walikota New York dan beberapa tokoh Hollywood seperti Susan Sarandom, aktris dan produser yang masyhur.
Menakjubkan bagi sebagian karena kami mempersiapkan acara akbar itu dalam waktu kurang dari 10 hari. Begitu kami maklumkan sejak awal lebih 100-an ikut melibatkan diri baik sebagai co-sponsors maupun sebagai supporting organizations. Sejujurnya kami merasa seolah Allah menurunkan tentara langit membantu dalam proses ini.
Demikian pula peserta membludak di luar perkiraan kami. Tentu terima kasih ke perintis facebook, twitter, instagram, maupun social media outlet lainnya.
Inisiatif non Muslim
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Rally hari Ahad tanggal 19 Februari kemarin itu sesungguhnya adalah rally kedua yang dilakukan di Kota New York dengan tema yang sama. Rally pertama dilakukan di tahun 2011 lalu sebagai respon terhadap rencana Kongres Amerika Serikat mengadakan dengan pendapat tentang radikalisasi Muslim Amerika. Saat itu kita merasa tema dengar pendapat (hearing) itu sangat bias dan diskriminatif terhadap komunitas Muslim Amerika Serikat.
Peristiwa di atas itulah yang mendorong Rabi Schneier, Presiden Foundation for Ethnic Understanding dan Russell Simmons, yang lebih dikenal di dunia sebagai pebisnis dan sekaligus raja hip hop Amerika, mendatangi saya dan menawarkan protes atau rally dengan tema ‘hari ini saya juga Muslim’.
Saat itu kami juga menerima tawaran itu. Ribuan non Muslim keluar ke Time Square dan menyatakan protes terhadap rencana dengar pendapat itu, sekaligus menyatakan dukungan kepada komunitas Muslim dengan tema ‘hari ini saya juga Muslim’ (Today I am a Muslim too).
Kini dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika, dan dikeluarkannya kebijakan pelarangan bagi pendatang Muslim dari tujuh negara mayoritas Muslim, teman-teman non Muslim kembali menawarkan hal sama. Tentu bagi saya ini adalah peluang besar untuk mengambil manfaat dan mengail solidaritas dari semangat (spirit) mereka saat ini.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Oleh karenanya rally yang dilakukan Ahad tanggal 19 Februari kemarin itu dipersiapkan hampir sepenuhnya oleh teman-teman non Muslim. Betapa tidak mencengangkan. Di saat diluncurkan pengumpulan dana yang diperlukan, sekitar $50.000, lewat online, hanya dalam waktu 3 jam terkumpul lebih $30.000.
Pesan-pesan Rally
Melihat tema ‘Today I am a Muslim too’ memastikan bahwa pesan utama dari rally itu adalah bahwa komunitas agama-agama di Amerika Serikat, bahkan mereka yang merasa tidak berafiliasi dengan agama apapun, menyatakan tekad membela komunitas Muslim. ‘Hari ini saya juga Muslim’ berarti apapun yang terjadi kepada komunitas Muslim juga terjadi kepada komunitas lainnya.
Hampir semua pembicara menekankan pentingnya menegakkan konstitusi dan nilai-nilai Ameria (American values) dalam kebijakan pemerintahan. Bahwa ketidakadilan kepada sebuah kelompok adalah juga ketidakadilan kepada semua orang. Bahwa keadilan dianggap tidak ada di saat masih ada pihak-pihak yang teraniaya.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Saya sendiri dalam pidato pembukaan sebagai pimpinan pelaksana menyampaikan tiga hal.
Pertama, bahwa rally ini bukan sekedar ditujukan untuk membela komunitas Muslim. Tapi sesungguhnya membela Amerika dari kemungkinan terjatuh ke dalam lobang yang berbahaya. Betapa tidak, Amerika yang dibanggakan bukan karena kekuatan militer, kemajuan ekonomi, atau kehebatan sistim pendidikannya saja. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah karena nilai-nilai tinggi yang dijunjungnya. Kebebasan dan keadilan untuk semua (justice for all) adalah bagian dari nilai-nilai itu.
Tapi melihat gelagat kebijakan pemerintahan federal Amerika saat ini, menimbulkan kekhawatiran jika nilai-nilai itu sedang terancam (undermined).
Kedua, bahwa komunitas Muslim Amerika adalah bagian integral dari masyarakat Amerika. Muslim Amerika adalah juga warga Amerika yang menjalani hidupnya sebagaimana warga Amerika lainnya. Dan oleh karenanya upaya marjinalisasi kepada komunitas Muslim sesungguhnya juga adalah marjinalisasi masyarakat Amerika.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Lebih khusus lagi bahwa komunitas Muslim, khususnya imigran, selalu dianggap lambang dalam melakukan integrasi ke dalam masyarakat mainstream Amerika. Walaupun kritikan ini salah alamat karena kenyataannya masyarakat Muslim Amerika adalah warga dengan integrasi tercepat di dunia barat. Bandingkan misalnya dengan Muslim di Perancis.
Kini dengan sikap pemerintahan federal Amerika yang tidak bersahabat itu justeru menjadi “kendala” bagi proses integrasi itu.
Ketiga, rally itu sesungguhnya adalah perayaan (celebration) yang membanggakan. Bahwa dengan rally itu Amerika Serikat masih membuktikan apa Amerika yang sesungguhnya. Bahwa Amerika adalah wajah demokrasi. Bahwa kekuasaan itu ada di tangan rakyat (people), sebagaimana amanat konstitusi “We people”.
Oleh karenanya ketika saudara-saudara non Muslim dengan segala afiliasi keyakinan dan ras membentuk kebersamaan itu, maka itu adalah perayaan yang membahagiakan. Perayaan keragaman, kebersamaan, kebebasan, dan tentenya secara khusus tolerasi dan hubungan antar pemeluk agama.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Sehingga pada sejatinya saya menyimpulkan bahwa rally ini adalah “wajah Amerika yang sesungguhnya” (True face of Amerika). Itulah wajah yang saya kenal. Dan itu pula Amerika yang dikenal oleh banyak orang yang masih berusaha untuk datang ke negara ini.
Bayangkan dan tentu menyedihkan jika semua itu terkubur oleh kebijakan pemerintahnya sendiri. Maka dengan sendirinya rally ini bagi kami adalah bentuk patriotisme kepada negara ini.
New York, 21 Februari 2017
(R01/P2)
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)