Jakarta, 21 Sya’ban 1428/18 Mei 2017 (MINA) – Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Justin Lee, mengatakan hubungan bilateral antara Jakarta dan Canberra sejauh ini telah berjalan di jalurnya atau pada level yang baik.
Ia menilai hubungan anatara dua negara yang baik harus didasarkan atas saling pengertian dengan melibatkan masyarakatnya secara langsung.
“Bukan hanya sekadar hubungan politik atau perdagangn, tetapi juga hubungan langsung di tingkat masyarakat,” ujar Lee di Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta, Kamis (18/5).
“Sebenarnya kalau kita ingin hubungan yang sangat erat harus ada emosi, hubungan yang dibangun dengan hati,” ia menambahkan.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Salah satu upaya membuat Indonesia dan Australia lebih dekat secara emosional adalah lewat Program Pertukaran Muslim (Muslim Exchange Program/MEP). Program yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Institute (AII) ini melibatkan masyarakat dari Indonesia dan Australia.
“Program ini sangat penting untuk meningkatkan saling pengertian antara dua negara. Lebih mengerti (kenal) jadi bisa sayang, kalau tidak mengerti (kenal) tidak bisa sayang,” ujarnya mengutip ungkapan terkenal, yang disambut tawa dan tepuk tangan para tamu dan peserta MEP yang hadir di kedutaan.
Meski Australia dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda, ia menyebut dua negara yang bertetangga ini juga memiliki banyak sisi kesamaan, misalnya dalam hal keberagaman penduduk, budaya, dan agama.
Sejumlah peserta MEP antara Indonesia dan Australia membagikan pengalaman mereka hidup di dua negara lewat sebuah karya buku berjudul ‘Hidup Damai di Negeri Multikultur: Pengalaman Peserta Pertukaran Tokoh Muda Muslim Australia-Indonesia’. para peserta bercerita tentang stereotip antara Indonesia dan Australia.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
MEP telah berjalan sejak tahun 2002. Hingga saat ini ada sekitar 200 orang dari Indonesia dan Australia mengikuti program ini. Mereka membagikan pengalaman tentang Islam serta kultur di negara masing-masing.
Tahun ini ada lima orang peserta MEP dari Australia tengah berada di Indonesia. Kelimanya ialah Natasha Hill, Ayan Omer Shere, Zakia Haque, Jazeer Nijamudeen, dan Ashraf Naim.
Mereka akan melakukan perjalanan ke sejumlah kota di Indonesia untuk bertemu dengan tokoh masyarakat serta organisasi lintas agama. Adapun kota-kota yang dikunjungi ialah Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Mereka berada di Indonesia sejak 7 Mei hingga 20 Mei 2017. (R11/P1)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak