Jakarta, 5 Dzulqa’dah 1437/8 Agustus 2016 (MINA) – Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat Diskusi Kebangsaan bertajuk ‘Peran Konstruktif Umat Islam untuk Indonesia’ yang diselenggarakan atas kerjasama MPR RI dan Panitia Peringatan 90 Tahun Gontor di Gedung Nusantara V, Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (8/8).
“Peran umat Islam baik sebelum maupun setelah kemerdekaan negeri ini sesungguhnya amatlah besar, bahkan dominan,” kata Hidayat.
Dikatakan Hidayat, peran umat Islam tidak hanya terjadi di masa perjuangan sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya saja. Menurut politisi dari PKS itu, setelah kemerdekaan, peran umat Islam juga tetap sentral.
“Pada Oktober 1948, Belanda ingin kembali menjajah Indonesia dengan membonceng pasukan sekutu. Pada saat genting seperti itu, tampil seorang kyai pesantren bernama Hasyim Asy’ari yang mengeluarkan fatwa wajib jihad,” ujarnya.
Menurut Hidayat, fatwa jihad itu terbukti mampu menggetarkan pasukan Belanda. Fatwa itu juga yang menjadi tonggak penting bagi pembentukan TNI melalui Hizbullah yang asalnya terdiri dari para santri dan ulama.
Lebih jauh, ia menggarisbawahi ketika pemerintah di zaman Orde Baru (Orba) pernah mengeluarkan keputusan kepada semua ormas untuk menggunakan asas tunggal Pancasila. Namun pada akhirnya, keputusan itu gagal direalisasikan setelah terjadi perdebatan yang alot.
“Jika keputusan pemerintah itu berhasil terwujud, maka tidak ada lagi yang namanya ormas Islam. Kita harus bersyukur untuk itu,” jelas dia.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Di akhir penyampaiannya, ia meminta pemuda Islam untuk menjaga keutuhan dan kemurnian Islam di Indonesia. (L/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah