Gaza City, 3 Sya’ban 1434/12 Juni 2013 (MINA) – Wakil Menteri Luar Negeri Palestina, Ghazi Hamad, bersikeras perlunya menetapkan rencana aksi untuk mengakhiri perpecahan Palestina dan mengaktifkan peran perlawanan antar faksi Palestina.
Hamad juga meminta semua faksi Palestina untuk mendukung pembebasan kota Al-Quds dimana Masjid Al-Aqsha berada di dalamnya dan meningkatkan ketabahan rakyat Palestina di kota Al-Quds agar menolak kegiatan pemukiman Ilegal Yahudi di wilayah.
“Pemerintah Palestina di Gaza menindaklanjuti permasalahan di kota Al-Quds, melaporkan masalah rakyat Palestina yang hidup di dalamnya dan menghubungi organisasi internasional untuk terus memantau pelanggaran Israel terbaru terhadap situs-situs suci Islam di Al-Quds,” kata Hamad.
Hamad menyerukan dunia internasional untuk mendesak Israel menghentikan kegiatannya membangun pemukiman ilegal Yahudi di Al-Quds melalui pemboikotan Israel secara komersial. Dia juga meminta masyarakat internasional untuk mengutuk setiap kejahatan Israel dan mengambil sikap terhadap kekejamannya terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Adapun rekonsiliasi, Hamad mengatakan bahwa rekonsiliasi untuk sementara sedang dihentikan. “Rakyat Palestina kecewa, begitulah,” ujarnya seperti dikutip media berbasis di Gaza AlResalah yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Kekecewaan itu dikemukakannya setelah kabar Presiden Palestina, Mahmud Abbas menerima tawaran Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk melakukan perundingan dengan Israel untuk dalam menghentikan pembangunan ilegal Yahudi.
“Abbas seharusnya bekerja lebih pada rekonsiliasi. Dengan cara ini, kami mencapai solusi yang akan mengakhiri perpecahan,” tambah Hamad.
Dia menyatakan, setiap negosiasi yang dilakukan dengan Israel pasti akan gagal dan rakyat Palestina akan mampu menghadapi proyek Amerika-Zionis di wilayah tersebut.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
“Kebijakan Amerika ke arah yang salah,” tegas Hamad, saat ditanya mengenai kunjungan dibayar oleh John Kerry ke wilayah Palestina.
Sementara itu, stasiun radio Israel mengatakan, Senin (10/6), Menteri Luar Negeri AS John Kerry memutuskan untuk menunda kunjungannya ke kawasan Palestina yang dijadwalkan akan dimulai Selasa kemarin (11/6) untuk meyakinkan pihak Palestina melanjutkan perundingan dengan Israel.
John Kerry berkunjung ke wilayah Palestina sebanyak lima kali dalam dua bulan terkahir. Dalam kunjungannya, Kerry meminta Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk memberikan kesempatan meyakinkan pihak Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman ilegal dan memulai kembali perundingan.
“Janji-janji Amerika tidak berguna, dan Kerry tidak akan mampu meyakinkan Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman ilegal Yahudi,” tegas Hamad.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
“Warga Palestina harus menyadari revolusi Arab. Mereka harus berinvestasi dalam perubahan politik yang terjadi di negara-negara Arab,” kata Hamad, berbicara mengenai masa depan Palestina, Penyebab, dan Revolusi Arab. (T/P02/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)