Teheran, MINA – Setelah pertikaian hukum yang berlangsung lama atas pengangkatannya, Wakil Presiden Iran Javad Zarif mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (3/3).
Dalam unggahan di X, mantan diplomat tinggi tersebut mengatakan, ia telah bekerja dengan penuh dedikasi dalam pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian selama sembilan bulan terakhir, tetapi mengalami “penghinaan, fitnah, dan ancaman paling keji yang ditujukan kepada saya dan keluarga saya” selama enam bulan terakhir. Middle East Monitor melaporkan.
Ia menggambarkan periode ini sebagai “yang paling pahit” dalam karier politiknya selama 40 tahun, merujuk pada kontroversi seputar pengangkatannya sebagai wakil presiden negara tersebut.
Banyak kritikusnya berpendapat, pengangkatannya melanggar konstitusi, karena anak-anaknya yang lahir di AS adalah warga negara AS.
Baca Juga: Hampir Separuh Sekolah di Manila Tutup Imbas Cuaca Panas
“Selama empat dekade terakhir, saya telah menanggung banyak hinaan dan tuduhan atas peran kecil saya dalam memajukan kepentingan nasional, mulai dari mengakhiri perang yang dipaksakan hingga menuntaskan kasus nuklir, dan saya tetap bungkam menghadapi banjir kebohongan dan distorsi untuk melindungi kepentingan negara,” tulisnya dalam surat pengunduran dirinya.
Zarif, yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri selama delapan tahun di bawah Presiden Hassan Rouhani dan memainkan peran penting dalam kesepakatan nuklir Iran 2015, mengatakan bahwa ia diundang oleh kepala kehakiman, yang menunjuk pada keadaan negara saat ini dan menyarankannya untuk kembali ke dunia akademis “demi mencegah tekanan lebih lanjut pada pemerintah.”
“Saya berharap bahwa dengan kepergian saya, hambatan terhadap keinginan rakyat dan keberhasilan pemerintah akan disingkirkan,” kata Zarif.
Mantan diplomat tinggi itu berada di bawah tekanan kuat dari kalangan politik konservatif, yang mendesak parlemen untuk mencopotnya dari jabatannya di pemerintahan.
Baca Juga: Partai Republik AS Terpecah Setelah Cekcok Trump dan Zelensky
Terutama, Zarif, yang telah berkampanye untuk Pezeshkian selama pemilihan, juga memimpin komite yang bertanggung jawab untuk memilih kandidat berbagai kementerian dan departemen pemerintah.
Sejauh ini belum ada kabar dari kantor presiden mengenai apakah ia akan menerima pengunduran diri tersebut. Namun sumber mengatakan pengunduran diri ini akan diterima untuk mencegah tekanan lebih lanjut pada pemerintah.
Menteri Ekonomi Iran, Abdolnasser Hemmati, juga dimakzulkan oleh parlemen pada Ahad (2/3) karena meningkatnya kesulitan ekonomi dan terdepresiasinya mata uang nasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Senator AS Lisa Murkowski Kritik Trump Usai Insiden Usir Zelensky