Kairo, 8 Syawal 1434/15 Agustus 2013 (MINA) – Wakil Presiden Mesir untuk urusan Internasional Muhamed ElBaradei Mengundurkan diri jabatan wakil presiden setelah insiden berdarah pihak keamanan Mesir terhadap warga sipil pro-Mursi.
ElBaradei mengajukan pengunduran dirinya pada Rabu (15/8) dalam sebuah surat kepada presiden sementara, yang menyatakan keberatan dengan kebijakan pemerintah sementara dalam penanganan mematikan terhadap puluhan ribu pendukung terguling Mursi.
“Sulit bagi saya menerima tanggung jawab ini. Saya tidak bisa bertanggung jawab di hadapan Allah untuk setetes darah yang tertumpah,” katanya dalam surat pengunduran dirinya, seperti dilansir Ahram Online, yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
ElBaradei, dikenal sebagai diplomat senior dan anggota terkemuka kelompok oposisi Mesir, Front Keselamatan Nasional, menyatakan mengundurkan diri setelah terjadi tindak kekerasan oleh pasukan keamanan terhadap warganya sendiri.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Ia mengatakan pertumpahan darah sebenarnya bisa dihindari oleh pihak keamanan pemerintah.
Menurutnya, ia pada awalnya menerima jabatan ini dengan harapan dapat mengarahkan negara itu kembali ke jalur tujuan revolusi setelah kebijakan eksklusif mendominasi kelompok yang memerintah negara itu selama satu tahun lalu.
“Tetapi, ternyata kebijakan yang diambil pemerintah berbeda dengan arah semula. Bahkan polarisasi perpecahan dan dampak disintegrasi sosial mencapai tingkat yang lebih berbahaya,” ujarnya.
Bahkan terhadap korban pun tidak ada penanganan berarti. Seperti dilaporkan Dany Noveri, Koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Kairo, bahwa korban meninggal dan luka-luka dikuasai militer di Rumah Sakir Rabi’ah, Kairo.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Rumah sakit lapangan sebelumnya telah dibakar militer, dan ambulan dilarang memasuki kawasan demo.
“Kairo diberlkukan jam malam, seperti lumpuh total,” lapor Dany.
ElBaradei dalam sebuah wawancara televisi dua pekan lalu menyebutkan bahwa ia berulang kali memperingatkan panglima militer Abdel Fattah El-Sisi dan anggota lain dari Dewan Pertahanan Nasional agar berhati-hati dalam menangani solusi keamanan krisis politik di negara itu.
“Saya percaya, dengan alternatif damai dalam menyelesaikan konfrontasi sosial untuk mencapai rekonsiliasi nasional,” tambahnya.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Menurutnya, kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan berikutnya.
Pemerintah untuk sementara menyatakan keadaan darurat dalam jangka waktu satu bulan. (L/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah