Jakarta, 2 Sya’ban 1437/9 Mei 2016 (MINA) – Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla ini membuka Konferensi Para Pemimpin Islam Moderat Dunia (International Summit of Moderate Islamic Leaders/ISOMIL) di Balai Sidang Jakarta, Senayan, Senin (9/5).
JK tiba di tempat acara didampingi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Ma’ruf Amin, dan Ketua Umum PB NU, Said Aqil Siroj.
Konferensi yang dihadiri para ulama dunia lebih dari 50 negara dan ratusan ulama dari dalam negeri yang berpandangan Ahlussunah waljamaah atau moderat itu bertujuan untuk menyegarkan kembali misi Islam dan mendorong adanya langkah konkret dari pengambil kebijakan dalam membangun peradaban umat manusia di dunia yang damai dan adil, terutama dalam mengatasi masalah terorisme dan radikalisme agama di dunia saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Ketua Panitia ISOMIL, Imam Aziz, mengatakan, pertemuan ulama-ulama dunia ini diharapkan dapat mengembalikan konsep Islam sesungguhnya, yang penuh kedamaian.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, konflik yang tak henti melanda sejumlah negara di Timur Tengah dan sejumlah negara Asia, seperti di Suriah, Palestina, Afghanistan dan Filipina, menjadi keprihatinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Sebagai ikhtiar mendamaikan berbagai konflik tersebut, PBNU berupaya menggelar International Summit of The Moderate Islamic Leader (ISOMIL) sebagai sarana diplomasi bagi negara Islam yang sedang dilanda konflik,” kata Aziz kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di sela acara.
“Indonesia sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia, serta posisinya yang netral dalam berbagai konflik internasional. NU juga punya pengalaman dalam resolusi sejumlah konflik di dalam dan luar negeri, termasuk di Afghanistan,“ tambahnya.
Ketua Lajnah Ta’lif Wa’Nasyr PBNU yang juga Koordinator ISOMIL, Juri Ardiantoro menambahkan, melalui kegiatan ini, Nahdlatul Ulama (NU) dan kalangan Islam moderat lainnya ditantang untuk menegaskan interpretasi yang benar, argumentatif dan kokoh, untuk menolak ideologi radikal.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Bersama ulama moderat seluruh dunia, NU dituntut untuk menjernihkan, mana tafsir yang harus ditolak dan mana yang harus dikembangkan. Kemudian mengajak seluruh dunia untuk mendukung tafsir kalangan moderat dan memarginalkan tafsir radikalisme,” ujarnya.
Acara ini akan diisi dengan sejumlah diskusi terkait persoalan terorisme dan radikalisme agama di dunia. Beberapa tokoh yang akan mengisi acara tersebut antarai lain KH. Ma’ruf Amin, KH. Said Aqil Siradj, dan Kepala BNPT Komjen Muhammad Tito Karnavian.
Juga ada Katib Aam PBNU KH. Yahya C. Staquf, Menko Polhukam Jend.TNI.(Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala OJK Muliaman D. Hadad, Ph.D, Guru Besar Ekonomi UI Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Kepala BIN Letjen TNI (Purn.) Sutiyoso, Menlu RI Retno LP. Marsudi, ulama tafsir Muhammad Quraisy Shihab, dan sejumlah ulama dari negara sahabat.
Sementara, narasumber dari luar negeri yaitu, C. Holland Taylor (Direktur Bayt Rahmah California, Amerika Serikat), Dr. Magnus Ranstrop (Director of Research Centre for Asymmetric Threat Studies at the Swedish National Defence University, Swedia), Mr. Dr. Nico Prucha (University of Vienna, Vienna, Austria, Pakar ISIS), H.E. Syaikh Dr. Ali Goma’a (Mantan Grand Mufti Al-Azhar, Mesir), Lauren Booth (Inggris), dan Syaikh Ahmad Abbadi (President of Mohammedia League of Moroccan Ulama, Maroko).
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Adapun perwakilan negara-negara yang sudah tiba di lokasi antara lain dari Sudan, Aljazair, India, Maroko, Rusia, Thailand, Yordania, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Inggris, Suriah, Sinegal, Afghanistan, Spanyol, Yunani, Belarusia, Korea Selatan, Pakistan, Libya, Oman, Lebanon, Amerika Serikat, Australia, dan Lithuania. (L/M09/M025/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain