Makassar, 22 Syawwal 1436/7 Agustus 2015 (MINA) – Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla mendukung penuh upaya PP Muhammadiyah mengembangkan dan memajukan sektor perekonomian dan pendidikan.
“Saya mendukung penuh upaya Muhammadiyah mengembangkan ekonomi. Sektor perekonomian umat Islam sangat ketinggalan, karena itu harus digenjot dan dengan dorongan penuh semangat,” kata JK. saat memberikan sambutan sekaligus menutup muktamar Muhammadiyah ke-47 di Unismuh, Makassar, Jumat (7/8).
Menurutnya, jika ada 100 orang kaya, hanya 10 orang saja yang muslim. Dan jika ada 100 yang sejahtera, maka 90 orang diantara orang Islam yang miskin (tidak sejahtera). Ini, kata JK, tantangan besar.
“Dewasa ini kita menghadapi kondisi perekonomian yang sulit akibat perekonomian global yang menurun. Tentu ini tantangan berat yang harus kita hadapi,” tambah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu. demikian keterangan Press DMI dilaporkan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (7/8).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Saya yakin Muhammadiyah dengan segala kemampuan baik jumlah, semangat dan ilmu pendidikan yang dipunyai Muhammadiyah, merupakan modal besar bagi bangsa,” ujar JK.
Muktamar ke 47 Muhammadiyah dibuka oleh Presiden Djoko Widodo dan telah memilih Haedar Nsshir sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 – 2020, menggantikan Dien Syamsuddin.
Sementara itu, saat memberikan arahan dalam muktamar ‘Aisyiyah, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi dan mendukung upaya organisasi perempuan Muhammadiyah tersebut dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan anak.
Menurutnya, kontribusi ‘Aisyiyah sangat besar bagi bangsa dan negara.“Aisyiyah sudah memberikan kepeloporan luar biasa, dari pendidikan kita semua sudah tahu. Saya ingat betul di Makassar adek saya semuanya masuk TK Aisyiyah karena cuma itu satu-satunya di Makassar,” ujarnya.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
“Tapi kalau bicara pendidikan bukan hanya jumlah, tapi persaingannya. Jadi sekarang bukan jumlah tapi mutu pendidikan. Begitu juga kesehatan,” imbuh JK.
Menurut JK, peranan perempuan saat ini sudah berubah karena dipengaruhi pendidikan dan teknologi. Dulu, pendidikan lebih banyak digeluti pria, namun saat ini lebih banyak wanita yang terdidik.
“Sekarang kalau ada 1.000 orang lulusan universitas, biasanya 600 perempuan. Kalau ada 10 cumlaude, biasanya 7 perempuan,” terang
Hadir pula pada acara tersebut diantaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Waka MPR Oesman Sapta, Gubernur Sulsel yuassin Limpo, para pimpinan Muhammadiyah dan sekitar 5.000 muktamirin Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. (T/P002)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina