WAKIL REKTOR UIN ACEH: ISLAM MENGHARGAI KEARIFAN LOKAL

Dr. Syamsul Rijal M. Ag.(Foto: KWPSI)
Dr. Syamsul Rijal M. Ag.(Foto: KWPSI)

Banda , 15 Dzulqa’dah 1436/30 Agustus 2015 (MINA) – sebagai agama rahmatan lil alamin sangat menjaga hubungan baik sesama manusia (Hablum minannas) di tengah-tengah kehidupan umatnya agar terjaganya persatuan dan persaudaraan.

Dr. Syamsul Rijal,M.Ag., Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengatakan, dalam bidang muamalah hubungan sesamanya, umat Islam harus menghargai berbagai kearifan lokal yang tidak melanggar syariat Islam, dan wajib meluruskannya manakala bertentangan dengan syariat Islam, sehingga kearifan lokal tetap harus tunduk kepada aturan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak sebaliknya.

Local Wisdom atau kearifan lokal ini menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan dan dihargai dalam Islam untuk umatnya sebagai makhluk sosial, sepanjang sesuai dan tidak melanggar syariat menurut ketentuan Al-Qur’an dan Hadits harus dihargai,” ujar Syamsul Rijal saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Menpora Dukung Pengembangan Olahraga Panahan Berkuda

Menurutnya, dalam konstruksi umat di Aceh, Islam itu sesuatu yang damai, rahmatan lil alamin, bukan Islam yang menyebarkan kebencian‎ terhadap suatu perbedaan dalam pemahaman.

‎”Tidak bisa dimaknai Islam sebagai ajaran eksklusif, yang tidak menyisahkan ruang dan waktu untuk kearifan lokal. Islam itu bukan provokatif tapi tapi inovatif seperti yang dibawakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam hingga kepada kita hari ini,” ujarnya.

Syamsul Rijal menyebutkan,‎ salah satu unsur menjaga kearifan lokal, harus melihat budaya dan kebiasaan setempat. Seperti halnya perintah Islam menutup aurat itu wajib, tapi bagaimana menutup aurat itu normatif sesuai dengan kearifan lokal setempat.

Begitu juga dalam soal pelaksanaan Maulid Nabi, juga ada kearifan lokal yang dilaksanakan umat Islam di Aceh. “Ada perbedaan dalam pelaksanaannya, yang tak mungkin bisa disatukan antara satu tempat dengan lainnya,” katanya.

Baca Juga:  Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jamaah Haji di Saudi

Kearifan lokal lainnya juga menyangkut dalam hal pemakaian peci dan kain sarung sebagai suatu kultur dalam masyarakat muslim di Aceh yang harus dipelihara.

Lebih lanjut Ustaz Syamsul Rijal menambahkan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam memiliki sumber primer dalam beragama yakni Al-Qur’an yang diyakini sebagai kalam Allah. Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar manusia bisa mencapai kebagiaan di dunia dan di akhirat. Hal ini senada dengan semangat Islam yakni Islam rahmatan lil ‘alamin (Islam sebagai rahmat bagi alam semesta).

Semua ulama menyepakati bahwa al-Qur’an adalah sumber utama yang dijadikan rujukan bagi segala bentuk perilaku umat Islam. Setelah itu adlah Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

Sebagai hamba yang beriman, diperintahkan untuk bisa menerima bahwa adanya berbagai macam perbedaan pendapat dan paham itu sudah merupakan ketetapan Allah.

Baca Juga:  UML Adakan Aksi Bela Palestina dan Kutuk Kejahatan Israel

“Sudah seharusnya juga kita menyikapi hal ini secara wajar, dalam arti tetap menjalin interaksi dan toleransi terhadap berbagai macam pemahaman dengan tetap mepertahankan nilai-nilai Islam,” ujarnya.

Dalam tradisi ulama Islam, perbedaan pendapat bukanlah hal yang baru. Tidak terhitung jumlahnya kitab-kitab yang ditulis ulama Islam yang disusun khusus untuk merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing.

Ia juga menyarankan, kalau mau membangun Aceh saat ini bangunlah peradaban‎, lewat institusi ‎. Karena sebenarnya, prilaku Aceh itu Islami pada awalnya. Jika sudah kasar dan tak punya peradaban, maka itu bukan lagi Aceh.

“Jika sejak kecil sudah ditanam kebencian, maka permusuhan yang akan muncul jika sedikit berbeda. Infrastruktur penting, tapi yang lebih penting lagi adalah peradaban,” jelasnya. (T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0