Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walhi: Konflik Gajah di Aceh Tidak Akan Selesai

Admin - Kamis, 14 Februari 2019 - 15:52 WIB

Kamis, 14 Februari 2019 - 15:52 WIB

3 Views ㅤ

(Ilustrasi)

Banda Aceh, MINA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mengatakan, konflik atau gangguan gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) di Provinsi Aceh akan terus berlanjut selama pemerintah tidak mencengah pengalihan fungsi hutan lindung menjadi kawasan proyek energi, tambang dan perkebunan.

Konflik gajah itu tidak akan pernah berakhir sampai gajah habis, karena hutan lindung terus beralih fungsi menjadi proyek energi, tambang dan perkebunan,” kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh M Nur di Banda Aceh, Kamis, (14/2).

Akibatnya populasi gajah sumatera saat ini terus mengalami penurunan akibat pengalihan fungsi lahan sangat tinggi yang terjadi di Provinsi Aceh, dan jalur satwa dilindungi pun menjadi wilayah industri serta perkebunan kelapa sawit.

Gajah itu sudah hidup di luar kawasan karena jalur lintasannya berubah fungsi. Gajah tidak akan berkonflik dengan manusia jika wilayah hidupnya dilindungi,” kata M Nur.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan terjadinya konflik gajah yakni pemburuan gading dan pengalihan fungsi hutan lindung menyebabkan satwa dilindungi itu turun ke areal perkebunan hingga ke pemukiman penduduk.

Konflik gajah pun sering terjadi disejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh meliputi, Bener Meriah, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Tenggara dan Aceh Barat hingga Kabupaten Aceh Selatan.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, sepanjang 2017 di provinsi paling barat Sumatera ini terjadi konflik gajah sebanyak 103 kasus dan pada 2018 keseluruhan ada 73 kasus.

Kemudian, pada awal 2019 konflik gajah pun kembali terjadi dengan masyarakat dan gajah sumatera itu merusak belasan hektar kebun warga di Kabupaten Bener Meriah, Pidie, Aceh Barat hingga Kabupaten Aceh Utara. (L/AP/P1 )

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Internasional
Indonesia
Indonesia
Indonesia