Para Wali Allah di tengah Wabah, oleh Ustaz Wahyudi KS

Pertama,

إنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا  وَ مِنْ سَـيِّأَتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

والصلاة والسلام على رسول الله وعلى أله وصحبه ومن واله , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا( ) أمـّا بعد

فَـإِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا

Jama’ah Jum’at yang mengharap ridla dan ampunan Allah …..

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang telah mencurhkan berbagai nikmat kepada kita. Yang pertama dan utama adalah nikmat Iman dan Islam. Kita tidak berpesan kepada Allah, namun dengan kasih sayang-Nya, Allah telah memilih kita menjadi orang-orang yang beriman dan dapat menjalankan Islam. Kemudian Allah juga memberikan nikmat ilmu dan harta, nikmat keluarga dan persaudaraan, demikian pula Allah karuniakan kepada kita nikmat kesehatan dan kesempatan. Dua nikmat terakhir ini, sehat dan sempat yang menjadikan manusia banyak tertipu dengannya. Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

Dua kenikmatan yang banyak di antara manusia tertipu pada keduanya, yakni kesehatan dan kesempatan.”

Di saat sehat, sering kita lupa kalau itu adalah nikmat. Di saat sakit, baru setelah sakit kita merasakan mahalnya sehat. Tidak sedikit orang-orang yang berobat sampai ke manca negara, mengeluarkan biaya yang sangat banyak. Demikian pula kesempatan, seringkali kita menyia-nyiakan dan kesempatan, setelah sibuk dan banyak urusan kita pun merasakan mahalnya kesempatan, kita pun berani membayar orang lain untuk urusan kita. Oleh karena itulah, mari kita syukuri kesehatan dan kesempatan dengan taqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an :

اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِه

“….Bertaqwallah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa….”(QS. 2 :192)

Abdullah bin Mas’ud menjelaskan makna bertaqwa dengan sebenar-benarnya adalah;

أَنْ يُطاع فَلَا يُعْصَى،

Agar mentaati Allah  , tidak memaksiatinya

وَأَنْ يُذْكَر فَلَا يُنْسَى

Mengingat Allah dimanapun, kapanpun , dalam keadaaan bagaimanapun, tidak melupakan-Nya sedikitpun

وَأَنْ يُشْكَر فَلَا يُكْفَر

Mensyukuri berbagai nikmat Allah, tidak mengkufurinya.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah……

Di tengah seperti saat ini, Wali- mendapat jaminan keamanan, tidak dikejar ketakutan dan tidak dihantui kekhawatiran. Lalu,  Siapakah Wali Allah itu?

Anggapan sebagian manusia, bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang sakti mandraguna, hebat luar biasa, bisa terbang, dapat berjalan di atas air, bisa menembus alam ghaib, dan serangkaian paham lainnya.

Mari kita kembali kepada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah ….

Dalam Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, dari Umar bin Khaththab disebutkan demikian ;

«إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ، قَالَ: «هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ» وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ {أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [يونس: 62]

Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah, sungguh ada sekelompok manusia yang mereka bukan para nabi, dan bukan orang-orang yang mati syahid. Pada hari kiamat, para nabi dan syuhada itu menginginkan kedudukan mereka dari  Allah Ta’ala.Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, jelaskan pada kami, siapakah mereka itu ?, Rasulullah menjawab : Mereka itu adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan kareana ikatan keluarga atau nasab, juga bukan karena saling memberi harta atau bisnis duniawi. Maka demi Allah, sesungguhnya wajah-wajah  mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka diatas cahaya. Mereka tidak takut, disaat manusia merekan takut, mereka tidak khawatir dan bersedih, ketika manusia bersedih. Dan Nabi membaca ayat ini : Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada rasa takut dan tidak pula mereka bersedih hati.

(Sunan Abu Dawud, Juz 3 hal. 288, no. 3527)

Dalam Al-Qur’an, terkait dengan hadits tadi disebutkan, bahwa yang dimaksud Wali-wali Allah, adalah :

Orang-orang yang beriman dan senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hal ini dapat dilihat pada surat Yunus, yakni, di ayat 63 dan 64.

Adapun dalam hadits Arba’in yang ke 38, profil wali-wali Allah disebutkan sebagai berikut :

  1. Senantiasa menyempurnakan ibadah wajibnya
  2. Menghidupkan ibadah-ibadah sunnah
  3. Sangat mencintai dan dicintai Allah
  4. Mendengar dengan pertolongan Allah
  5. Melihat dengan pertolongan Allah
  6. Memukul dengan pertolongan Allah
  7. Melangkahkan kakinya dengan pertolongan Allah.
  8. Dikabulkan permintaannya kepada Allah.
  9. Senantiasa dilindungi Allah.

Hadirin kaum muslimin …………

Berdasarkan ayat dan hadits diatas, maka sesungguhnya yang disebut Wali-wali Allah adalah orang-orang shalih yang memiliki ciri-ciri tertentu:

  1. Beriman kepada Allah, kepada Malaikat-malaikat Allah, kepada Kitab-kitab Allah, kepada Rasul-rasul Allah, kepada hari Akhir, dan kepada Qadla dan Qadar.
  2. Senantiasa menjaga ketaqwaan, dengan melaksanakan perintah-perintah Allah, baik wajib maupun sunnah dan meninggalkan semua larangan-Nya.
  3. Tidak takut dengan berbagai urusan dunia, karena senantiasa berprasangka baik dan ridla kepada Allah, menjaga keimanannya dengan sikap sabar dan syukur dalam dirinya.
  4. Tidak khawatir menghadapi peristiwa-peristiwa mengerikan di waktu yang akan datang pada hari kiamat
  5. Saling mencintai karena Allah, persaudaraan di antara mereka luar biasa, walau tanpa ikatan keluarga atau hubungan bisnis duniawi. Itulah rahmatnya berjama’ah yang mereka wujudkan dalam shalat dan diluar shalat.
  6. Hidupnya senantiasa berpegang kepada kebenaran di manapun dan kapan pun, sehingga selalu dalam cahaya Allah.
  7. Kepeduliannya kepada sesama sungguh luar biasa, terutama dalam kondisi wabah seperti saat ini. Para wali Allah akan beribadah sebanyak mungkin untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  dan banyak berbuat baik untuk kemaslahatan manusia.

بارك الله لي ولكم ونفعني  بما فيه من الايات و ذكر الحكيم أقول قولي هذا استغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua,

الحمد لله الذي هدانا لهذا، وما كنَّا لنهتديَ لولا أنْ هدانا الله.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Hamba-hamba Allah yang merindukan pertolongan Nya….

Beramal, berjuang dan bersedekah di tengah wabah, sungguh lebih tinggi, lebih berkah dan lebih besar derajatnya, dibandingkan dalam situasi normal. Hal ini dapat dilihat dalam QS. Al-Hadid : 10, bahwasanya orang-orang yang berinfaq dan berjihad sebelum futuh Makkah, mereka itu lebih tinggi dan lebih besar derajatnya dari orang-orang yang berinfaq setelah futuh Makkah th 8H.

Sebelum futuh Makkah, kaum muslimin menghadapi ujian yang luar biasa beratnya, namun setelah futuh Makkah, ujian yang dihadapi tidak terlalu berat. Oleh karena itu pula, di saat-saat sulit seperti saat ini, adalah momentum emas untuk bertaubat dan beramal shalih sebanyak-banyaknya.

Semoga kita dapat termasuk wali-wali Allah, yang meraih prestasi hidup sebagai orang yang istiqamah dalam kebenaran, dan prestasi kematian sebagai husnul khatimah. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ    

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يارب العالمين  

و صلى الله على نبينا محمد و على اله و صحبه اجمعين  و الحمد لله رب العالمين

 (A/WKS/P2)

 (Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.