Bandar Lampung, MINA – Pembelaan terhadap aktivis kemanusiaan yang meninggal di Palestina pada 2003 lalu, Rachel Corrie harus menjadi keyakinan dan kesadaran universal.
Demikian dikatakan Aktivis Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Waliyulloh kepada MINA, Selasa (16/3) bertepatan dengan peringatan 18 tahun wafatnya Rachel Corrie.
Menurutnya, kasus Corrie bukan hanya kasus yang cuma patut diingat, tapi pembelaannya terhadap penindasan, itu yang harus dilestarikan, ditanamkan.
“Setiap orang harus punya keyakinan, meski badan hancur tergilas tapi semangat hidup harus terus, sebab kalau kita bicara tentang kemanusiaan berarti bicara tentang alam semesta,” katanya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Lebih lanjut, Waliyulloh memaparkan, di usianya yang muda (23) tahun, semangat itu justru menjadi monumen, bahwa keyakinannya membela Palestina yang tertindas harus tetap membara seperti usia mudanya. “Seandainya bukan orang Palestina yang tertindas, dia tetap akan lakukan hal yang sama,” ujarnya.
Waliyulloh berpesan kepada pemuda muslim agar punya ruh pembelaan yang didasarkan bukan hanya pada sisi kemanusiaan saja.
“Corrie modalnya pembelaan terhadap kemanusiaan, bagi pemuda Islam tidak hanya kemanusian. Tapi keyakinan, ruh, energy spiritual bahwa kezaliman itu harus dilawan,” tegasnya.
Waliyulloh juga menekankan kalau pemuda Muslim harus melakukan pembelaan itu sebagai muslim yang membenci kezaliman, bukan berarti kita lakukan itu karena suatu agama.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Maka sifatnya harus universal, inilah makna Islam yang Rahmatan Lil A’lamin. Kalau kita menentang kezaliman, itu berlaku pada semua manusia, tanpa memandang suku, agama, ras, golongan,” ujarnya.
Sudah 18 tahun tragedi yang menimpa Corrie, namun kasus perampasan tanah dan rumah milik warga Palestina oleh entitas ilegal Zionis masih saja berlangsung hingga saat ini bahkan semakin massif sebab hal itu menurutnya memang sudah menjadi agenda Yahudi merampas hak orang Palestina.
“Masih kurang alasan apa sebuah negara mengabaikan peristiwa yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Seorang Corrie saja bisa memahami itu secara bulat bahkan mengorbankan dirinya. Lalu kenapa sebuah pemerintahan, negara yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, justru tidak peduli dan tidak menyuarakan penolakan terhadap tindakan illegal itu,” katanya.
Misal Amerika, lanjutnya, secara kenegaraan sikap pemerintah nya tidak bisa dibandingkan dengan Corrie dalam memandang sebuah tindakan kekerasan terhadap sesama.(L/B03/P2).
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA).