Makassar, MINA – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan pentingnya literasi digital di sektor pendidikan atau tenaga pendidikan, terutama dalam memahami etika bermedia sosial.
“Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk belajar menggunakan media sosial,” kata Zainut dalam Kuliah Umum Literasi Digital Sektor Pendidikan Perguruan Tinggi dengan tema ‘Etika Bermedia Sosial di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar, Jumat (12/5).
Acara ini terselenggara atas kerjasama Kampus STIBA Makassar bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Agama RI dihadiri oleh berbagai pihak.
Zainut mengatakan, perkembangan teknologi informasi semakin pesat menuntut adanya pemahaman yang lebih baik mengenai penggunaan medsos yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Rabu ini Tidak Sehat, Warga Rentan Diminta Waspada
“Berita yang datang itu ada dua kemungkinan, benar atau salah, kalau salah itu pasti tidak boleh kita sebarkan, karena kalau kita share artinya kita juga ikut berbuat kemaksiatan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, sedangkan yang benar, ada dua kemungkinan. Pertama, yang benar belum tentu baik, dan yang baik belum tentu tepat baik waktu, tempat, dan situasinya. “Sehingga kita harus bijak dalam menyampaikan setiap informasi,” ujar Zainut.
Sementara Ketua Satuan Tugas Nasional (Satgasnas) Pandu Digital Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Anshar Syukur mengatakan pandangan dan pengalaman dalam mempromosikan literasi digital dan etika bermedia sosial di masyarakat.
“Pentingnya menyiapkan SDM bertalenta digital, bahkan menjadi program prioritas pemerintah pusat. SDM yang disiapkan melalui program ini bukan hanya dari sisi skill-nya. Bukan hanya menyiapkan bagaimana menjadi konten kreator, tetapi yang juga dibutuhkan karakter,” ujarnya.
Baca Juga: Galeri Sejarah Jejak Masa Kecil Bung Karno Diresmikan di Mojokerto
Ia mengingatkan, jangan sampai memproduksi konten, menjadi Youtuber, menjadi programmer game, lalu akhirnya menjadi hacker menjadi musuh negara karena konten-konten yang dibuatnya.
“Harus berbarengan antara penyiapan karakter dengan pembelajaran keterampilan teknologi.” katanya.
Komisi Fatwa MUI Pusat dan Dosen STIBA Makassar, Dr Muhammad Yusran Anshar mengatakan, dunia teknologi dan informasi sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan sejak masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Ia menyebutkan beberapa contoh media informasi pada masa Rasulullah seperti Adzan maupun Kallam Allah.
Baca Juga: Gubernur Jambi Tertibkan PKL Pasar Talang Banjar Jambi
“Mencoba kita membacakan intisari dari fatwa MUI Pusat terkait etika bermedia sosial,”katanya.
“Pentingnya literasi digital dan etika bermedsos dalam dunia pendidikan ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa dan dosen,” pesan Yusron yang juga Ketua Senat STIBA Makassar.
Kegiatan kuliah umum yang diikuti seluruh civitas akademica STIBA Makassar berlangsung bakda Asar hingga Shalat Isya. )R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 15 Mualaf Binaan FDP Ikuti Pembekalan Intensif di Banda Aceh
Baca Juga: BMKG: Terdapat 88 Titik Hotspot di Sumatera
Baca Juga: BMKG: Hujan Guyur Beberapa Daerah di Sumbar
)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya