Jakarta, MINA – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengtakan, bagaimana Islam memuliakan kaum perempuan dan tidak bisa disamakan dengan konsep women liberation atau liberarisasi kaum perempuan yang diusung barat.
“Perempuan menurut pandangan Islam, pada dasarnya menempati posisi yang sangat mulia,” tegas Wamenag, Selasa (20/12) pada Kongres Muslimah Indonesia (KMI).
Kongres tersebut digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta. Wamenag memberikan sambutan mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Menurutnya, Islam memang kadang-kadang berbicara tentang perempuan sebagai individu. Misalnya, perempuan yang mengalami haid, mengandung, melahirkan, dan menyusui, demikian keterangan yang diterima MINA.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
“Namun, hal tersebut tidak mengakibatkan pandangan Islam mengalami bias gender. Karena perempuan mulia dalam pandangan Islam,” kata Wamenag.
Semntara itu, ia mengatkan, dalam kehidupan sosial, pandangan Islam tidak pernah membeda-bedakan peran perempuan dengan laki-laki.
“Peran perempuan modern dalam Islam tidak sama dengan konsep women liberation Barat,” tegasnya.
Menurut Wamenag, konsep women liberation Barat malah menodai jatidiri perempuan sebagai individu. Baik perempuan atau laki-laki, semuanya berhak untuk berperan aktif dalam segala bidang, akan tetapi keduanya tetap memiliki batasan-batasan tertentu.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Wamenag mengapresiasi kiprah KMI dan MUI dalam mengawal serta membina umat Islam di Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan permasalahan keagamaan.
“KMI terus mengawal peran perempuan modern dalam merespon perkembangan zaman sekaligus merawat perdamaian sehingga, perempuan bisa terus menjadi air yang menenangkan dan selalu membawa perdamaian,” harapnya. (R/R8/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru